Page 22 - Hukum Perbankan Indonesia
P. 22
kemurnian koin yang digunakan sebagai alat tukar. Para pemberi
pinjaman bahkan mendokumentasikan pinjaman dan menyediakan
layanan pengiriman koin dalam jumlah besar.
Sejarah berlanjut ketika Roma menguasai Yunani. Sistem per -
bankan Yunani diadopsi dan diatur oleh kerajaan Romawi. Pada abad
ke-2 SM, Roma secara resmi membebaskan semua utang dengan
melibatkan bank dan pejabat publik yang dibentuk untuk mengurus
pembuatan akta terkait pembebasan utang—kini setara dengan notaris.
Namun, ketika Kekaisaran Romawi jatuh dan kalah dalam perang,
perbankan mengalami kerugian besar.
Hal tersebut diperparah dengan adanya larangan dari gereja
Katolik yang mulai berkembang di bawah Kekaisaran Roma. Gereja
Katolik melarang praktik penarikan bunga karena dianggap bertentangan
dengan prinsip moral. Akibatnya, konsep dan praktik pembiayaan di
masa itu mengalami stagnasi sehingga banyak aktivitas keuangan dihen-
tikan.
3. Perkembangan Perbankan di Italia
Perkembangan bank di Eropa selanjutnya dapat ditelusuri pada abad
ke-12 hingga ke-13 Masehi. Bankir dari Italia Utara—saat itu belum
ada negara nasional Italia—yang dikenal sebagai “lombards” secara
bertahap menggantikan peran orang-orang Yahudi sebagai pemberi
pinjaman. Hal ini terjadi karena para bankir Italia semakin kaya dan
berpengaruh. Inovasi besar dalam bidang bisnis—seperti penemuan
sistem pembukuan berpasangan atau “double entry bookkeeping”, yang
mencatat pemasukan dan pengeluaran dalam satu buku—turut
mendukung perkembangan ini. Beberapa bank yang paling terkenal
di Eropa pada masa itu anatara lain Bank Valensia yang didirikan pada
tahun 1171, Bank of Genoa, dan Bank of Barcelona pada tahun 1320. 6
6 Zulkarnain Sitompul, 2007, Lembaga Penjamin Simpanan, Substansi dan Permasalahan,
BooksTerrace & Library, hlm. 26.
6 Hukum Perbankan Indonesia dan Respons …

