Page 24 - Hukum Perbankan Indonesia
P. 24
Giovanni Medici yang ambisius dalam bidang politik, memilih
untuk terjun dalam pemilihan umum dan akhirnya menjadi pemimpin
di Florensia. Akibatnya, keluarga Medici kehilangan kendali atas
posisi dominan mereka dalam perbankan dan peran tersebut diambil
alih oleh keluarga Fugger dari Jerman—saat itu Jerman masih terbagi
dalam beberapa negara kecil, belum menjadi negara nasional.
Dinasti Fugger di Jerman mengalami perkembangan secara pesat.
Mereka mengumpulkan kekayaan besar dengan mengelola keuangan
kepausan dan ratu. Pada akhir abad ke-15, perpindahan kekuasaan
di Eropa kepada keluarga Habsburg menandai awal kejayaan dinasti
Fugger. Keberhasilan mereka semakin meningkat berkat bisnis tekstil
yang maju serta pemberian pinjaman kepada kerajaan Habsburg pada
tahun 1487, dengan bunga yang berasal dari perdagangan emas dan
perak. Selain itu, dinasti ini juga berperan penting dalam industri
pertambangan dan baja.
Keuangan Fugger semakin menguat ketika mereka mendanai
kampanye pemilihan Charles V, dengan total biaya 852.000 florin.
Fugger menyumbang hampir dua pertiga dari jumlah tersebut atau
setara 544.000 florin. Kampanye tersebut sukses dan Charles V terpilih
9
sebagai pemimpin. Pada masa itu, bunga bank yang ditawarkan Fugger
tidak kurang dari 12% per tahun. Bahkan, pada awal abad ke-16 para
bankir dapat menegosiasikan bunga hingga 45% per tahun, untuk
kebutuhan yang sangat mendesak.
Pada abad ke-16—tepatnya pada tahun 1587—Pemerintah Italia
10
mendirikan Banco della Piazza di Venisia sebagai respons terhadap
kebutuhan perbankan yang semakin kompleks. Salah satu fungsi
utamanya adalah memperkenalkan alat pembayaran baru berupa
surat berharga yang berfungsi sebagai bukti simpanan nasabah. Dengan
demikian, transaksi keuangan dapat dilakukan tanpa menggunakan koin
fisik.
9 Nawir. M, dkk., 2024, Bank dan Lembaga Keuangan, Idebuku, hlm. 142.
10 Ibid.
8 Hukum Perbankan Indonesia dan Respons …

