Page 25 - Hukum Perbankan Indonesia
P. 25

Pemerintah menjamin keamanan surat berharga ini, sehingga para
                   pedagang tidak perlu khawatir akan risiko gagal bayar atau kebangkrutan.
                   Inisiatif ini diikuti oleh pusat-pusat perdagangan lainnya seperti Barce-
                   lona (Italia) dan Genoa (Italia), serta kota-kota besar di Eropa Utara
                   seperti Amsterdam (Belanda) pada tahun 1609, Hamburg (Jerman) pada
                   tahun 1619, dan Nuremberg (Jerman) pada tahun 1621. 11

                   4.  Bank dan Perdagangan Global
                   Seiring perkembangannya, lembaga perbankan mulai menawarkan
                   layanan pembayaran antarwilayah dan negara melalui penciptaan
                   instrumen keuangan seperti wesel dan promes. Pada saat itu, ketika

                   pedagang menyerahkan emas, mereka akan menerima wesel—yaitu
                   kertas yang menyatakan bahwa si penukar uang akan membayar emas
                   atau logam lainnya kapan saja diminta. Jika penukar memiliki reputasi
                   baik, wesel tersebut  dapat digunakan  seperti uang  dan dipindahta-
                   ngankan. Seiring dengan perubahan waktu, wesel berubah menjadi
                   alat kredit. Sementara itu, promes adalah janji tertulis yang diberikan
                   kreditur kepada debitur sebagai komitmen untuk melunasi utang
                   dalam waktu singkat. 12
                       Keberhasilan perdagangan global pada masa itu tidak terlepas dari
                   sistem pembayaran menggunakan cek, yang berfungsi sebagai kontrak
                   antara nasabah dan bank. Cek memungkinkan pembayaran dilakukan
                   tanpa harus menggunakan koin fisik. Cek menggantikan peran uang

                   logam dan surat berharga sebagai alat pembayaran. Penggunaan surat
                   berharga ini kemudian memengaruhi perkembangan uang kertas yang
                   menjadi salah satu jenis mata uang.
                       Pada abad ke-16, praktik menerima dan mengakses wesel semakin
                   meluas. Para pedagang atau bank sering menggunakan koresponden
                   atau perantara untuk mengelola wesel tersebut. Pada sekitar tahun




                   11  Ibid., hlm. 143.
                   12  Ibid.


                                                 Bab 1 Bank sebagai Lembaga Kepercayaan  9
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30