Page 26 - ARCHIPELAGOS 3
P. 26
“Wah, penulis? Sudah kuduga. Aku juga suka menulis, tapi
hanya penulis amatiran.”
Ayu tertawa kecil. “Lucu sekali, kalian sama-sama penulis.”
Sanja tersenyum datar. “H-hebat, Kak.”
“Jangan memanggilku Kak, panggil Rabka saja. Omong-omong
buku apa yang kau sukai, Sanja? Buku ilmu tentang binatang?”
Sanja menggeleng. “Aku lebih suka buku fiksi, seperti cerita
sihir yang ditulis Pena Hitam.”
Rabka tersedak. “Pilihan yang bagus. Kapan-kapan kalau ada
waktu kita akan bertemu lagi. Maaf ada urusan, aku lupa kalau
hari ini ada pertemuan dengan seseorang. Oh, iya, kalau kalian
mencariku, aku ada di toko parfum Raeb, di sudut pasar. Atau
ambil kertas ini.”
Rabka menunjuk ke ujung jalan pasar ini dan memberikan
kertas berisi alamat rumahnya. Ayu membaca kertas itu: Raden
Rabka Syailendra, T4 A12
“Raden? Tunggu, kau keturunan bangsawan?” tanya Ayu.
Rabka tersedak. “Hem … i-iya hehe … memangnya kenapa?”
“Berarti kau punya akses untuk bisa masuk ke pemukiman
keraton?”
“Iya.”
“Wah, kebetulan! Ada sesuatu yang ingin kami cari di sana.”
20