Page 22 - ARCHIPELAGOS 3
P. 22
“Rabka?!”
Ayu tidak salah karena pria di hadapannya tersenyum dan
menyapa. “Hai, Ayu, kau mau ngapain di pasar?”
“Cari makan, sekalian jalan-jalan. Wah, aku tak menyangka kita
bertemu disini,” ucap Ayu, malu-malu.
Pria itu buru-buru memegang tangan Ayu dan membuatnya
berdiri, juga membawanya jauh dari keramaian. Mereka berdua
berteduh di bawah pohon tepat di depan toko barang bekas yang
sepi.
“Kudengar dari ayah bahwa murid tingkatan dua Archipelagos
akan melakukan widyawisata ke Turangi. Jadi kurasa bukan sebuah
kebetulan. Ayo, kalau begitu. Aku juga lapar, karena kau adalah
tamu maka akan kutunjukkan tempat makan paling populer di
kerajaan ini: Warung Mbo Remi.”
Ayu telah mengenal Rabka sejak beberapa bulan lalu. Adik
Rabka yang bernama Badra ditawan di Poraran bersama Ayu oleh
para buronan dan diselamatkan oleh 6 anak terpilih yang lain.
Oleh karenanya, Rabka sangat berutang budi pada Ayu dan enam
anak terpilih lainnya, karena kalau bukan karena mereka, Rabka tak
akan mungkin lagi melihat adiknya. Meskipun pertemuan mereka
sebelumnya sangat singkat, Ayu bisa mengenal Rabka sebagai pria
yang ramah dan murah senyum, ia juga punya selera humor yang
bagus. Pria itu bercerita kalau dia adalah penyihir udara, ayahnya
merupakan penyihir asal Sunda, sementara ibunya orang Bugis.
Ayu akhirnya menemukan alasan mengapa Rabka bisa berada di
pasar Turangi, sebab kerajaan ini adalah tempat kelahirannya.
“Adikmu Badra anak yang manis. Sepanjang kami berdua
ditahan bersama, ia tidak menangis banyak. Dia juga tidak
berteriak, hanya meringkuk dan sabar.”
16