Page 17 - ARCHIPELAGOS 3
P. 17
“Tetapi aku tak mau kalian ikut, aku mau sendiri,” ucap Nala
dengan berani.
Sanja menyeletuk. “Aku juga.” Ia sebenarnya ingin me-
ngatakan ini sejak kemarin-kemarin, tetapi terlalu takut untuk
mengungkapkannya secara langsung.
“Baiklah, kalau begitu kita biarkan hari ini jadi hari untuk diri
sendiri saja. Bagaimana?” saran Drio. “Aku mau pergi ke toko
makanan.”
“Jangan!” Bastian menyela. “Ingat, aku sebagai ketua tim ini.
Nyai Rondo sudah bilang berkali-kali kalau kita harus bekerja sama
dan jangan berpisah-pisah, kalau terjadi sesuatu, aku pula yang
repot.”
“Kau sungguh tak mengerti, Bas,” ujar Tanra memutar bola
mata. “Maksudnya saat menjalankan misi. Ini waktu liburan, mau
sampai kapan kita bersama-sama terus.”
Semua orang menyetujui ucapan Tanra.
“Ah baiklah,” kata Bastian. “Tetapi kalau sampai terjadi sesuatu,
kalian harus membelaku.”
Lexan langsung meninggalkan candi lebih cepat dari yang lain.
Tak ada yang berani bertanya, karena pria itu nampak serius.
“Paling dia ke toko senjata,” ucap Bastian dengan kedua bahu
terangkat, Sanja tertawa kecil.
Nala memulai petualangan mencari sang ayahnya dalam diam.
Dia tidak tahu akan memulai pencarian dari mana. Tetapi, dia
tahu kalau ayahnya adalah seorang pendekar. Sehingga tempat
pertama yang ia datangi adalah pelatihan khusus di Turangi.
11