Page 16 - ARCHIPELAGOS 3
P. 16
“Kurasa sudah waktunya pulang,” ucap Nala. “Aku sudah
mengantuk.”
Saat mereka kembali, mereka tak menyadari bahwa mereka
telah dimata-matai oleh seorang perempuan bertudung yang
berdiri di atas pohon. Perempuan itu mengeluarkan sebuah mantra
yang membuat dirinya berubah menjadi udara dan menghilang.
Beberapa hari berlalu, rasa penasaran Nala tak terbendung
lagi untuk mengetahui keluarga ibunya di Turangi. Sudah
beberapa hari ini ia berkeliling sesekali dan bertanya tentang
perempuan bernama Gayatri. Anak Candi Tellu yang lainnya juga
ikut membantu, tetapi nihil. Dan karena hampir putus asa, Nala
memutuskan untuk mencari sosok lain—ayahnya. Yang menjadi
masalah adalah anak Candi Tellu yang lain belum mengetahui
bahwa ayah Nala masih hidup. Itulah yang membuat Nala ingin
memisahkan diri agar ia bisa tahu keberadaan ayahnya, tanpa
membuat teman-temannya curiga.
“Aku sudah bertanya kepada pemandu wisata,” ucap Ayu.
“Kalau ada tempat pemandian air hangat dan peramal yang bisa
kita kunjungi. Sebenarnya banyak, sih, tapi dua itu cukup menarik.”
“Gila, kau percaya pada ramalan?” tukas Bastian. “Bukannya
kau benci mereka? kau sering bilang kalau itu cuma mitos.”
“Siapa bilang aku percaya? Cuma buat hiburan saja, Bas,” sewot
Ayu. “Jadi, bagaimana?”
“Maaf, Ayu. Hem … ada tempat yang mau kukunjungi,” kata
Nala.
“Apa itu? Mari kita pergi ke sana.”
10