Page 11 - ARCHIPELAGOS 3
P. 11
Aura Nyai Roro Salamba benar-benar memukau. Semua orang
spontan menunduk di dalam ruangan serta merasakan kehangatan
luar biasa, inilah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Nyai Roro
Salamba. Tentang kehadirannya yang menghangatkan. Membuat
siapa pun akan menyukainya.
“Aku pernah membaca sebuah buku berjudul Srikandi Turangi.
Nyai Roro Salamba adalah ratu yang dicintai. Sejak kecil, semua
orang berlomba menjadi pengasuhnya karena ia memiliki daya
tarik yang kuat untuk disukai,” desis Tanra pada teman-temannya
tanpa dimintai.
Nyai Roro Salamba berdiri dengan anggun, kakinya cukup
jenjang, rambutnya tergerai tanpa sanggul, dan jari lentiknya
memegang selendang yang menjuntai sampai ke lantai. Ia
tersenyum, semua mata langsung tertuju padanya.
“Selamat pagi anak-anak.”
Suara nan lembut itu membuat hormon dopamin semua orang
yang berada dalam ruangan menjadi naik. Sungguh luar biasa.
Aura seorang Nyai Roro Salamba memang tak terbantahkan.
“Aku ingin mengucapkan terima kasih sebelumnya karena
kalian telah berada di kerajaan ini. Turangi. Kami menjaga adat
istiadat kami dari hiruk-pikuknya perkembangan zaman. Namun
kami tetap berproses jua untuk menyesuaikan. Madu memiliki rasa
yang sama, meski saat ini tidak hinggap di pohon. Turangi adalah
Turangi ….”
Nyai Roro Salamba meninggalkan balai tempat. Terakhir ia
menyebutkan kalau ia harus pergi ke sebuah desa penyihir karena
ada beberapa masalah kecil di sana yang harus ia atasi segera.
Kegiatan berikutnya adalah upacara Larung Sesaji. Semua
murid dibawa menuju ke pantai tenggara. Larung Sesaji di Turangi
5