Page 21 - ARCHIPELAGOS 3
P. 21
“Apakah Archipelagos tak mengajarkan sopan santun? Aku
hanya mengajakmu berbicara, tapi kalau kau mau menyerang, tak
masalah.”
Enola mengeluarkan mantranya juga. Terjadi pertarungan sengit
di antara mereka. Serang-menyerang membuat sebuah pohon
yang semula kokoh berdiri kini berjatuhan. Nala terus bertahan,
ia menjadi anak yang cukup kuat sekarang, tetapi lawannya bukan
sembarangan. Enola adalah tahanan level lima.
“Yolokok Morodok ….”
Mantra itu menjurus dan mengenai tubuh Nala, membuat Nala
terlempar hingga tak sadarkan diri.
Gelap.
Ayu berjalan pulang dengan membawa sekantung buah
gandaria. Biasanya ia mendatangi toko bunga. Tetapi kali ini,
buah-buahan lebih menarik perhatiannya. Lagi pun, toko bunga
di Archipelagos sudah cukup lengkap dan buah Gandaria sangat
sulit ditemukan di tempat lain, hanya ada di Kerajaan Turangi.
Ayu melewati keramaian orang-orang yang berdiri menyaksikan
pelelangan barang. Tubuh Ayu yang mungil sampai beberapa
kali terhempas ke sana-kemari. Hingga akhirnya seseorang yang
menerobos berhasil membuat tubuh Ayu jatuh ke tanah. Tak lama,
dalam kepedihan itu, seorang pria berpakaian adat Jawa berdiri,
menyodorkan tangannya pada Ayu. “Kau tidak apa-apa?”
Ayu mendongak, menyeka pakaiannya dengan wajah memerah
hendak marah, tetapi begitu ia melihat sosok di hadapannya,
ia langsung bungkam, dikuceknya matanya, berharap kalau
penglihatannya tidak salah.
15