Page 12 - Ten Myths about Israel
P. 12
Bersamaan dengan pertempuran di dunia nyata,
pertempuran narasi juga pecah. Saya menyebutnya sebagai
pertarungan pretext dan konteks. Konteks yang saya maksud
adalah dasar-dasar historis dan moral dari rangkaian yang terjadi
pada bulan-bulan terakhir tahun 2023. Dalam konteks tersebut,
buku ini akan sangat membantu para pembaca.
Pada 24 Oktober 2023, Sekretaris Jenderal PBB, António
Guterres, menyatakan bahwa meskipun ia mengutuk keras
serangan Hamas di pagi hari 7 Oktober, ia juga mengingatkan
dunia internasional bahwa serangan tersebut tidak terjadi tanpa
sebab. Guterres menjelaskan bahwa penjajahan yang telah
terjadi selama enam puluh enam tahun tidak bisa dipisahkan
dari pemahaman kita mengenai serangan yang terjadi pada
hari itu. Reaksi Israel atas pernyataan Guterres amatlah instan:
pemerintah Israel menuntut Guterres mengundurkan diri. Selain
itu, mereka menuduh bahwa Guterres mendukung Hamas dan
membela pembantaian di Israel.
Reaksi Israel di atas berkaitan erat dengan salah satu mitos
dalam buku ini, yaitu persamaan antara antizionisme dan
antisemitisme. Reaksi tersebut menunjukkan bahwa sebuah
tuduhan baru tentang antisemitisme kini sedang dimainkan.
Sebelum 7 Oktober, definisi paling luas dari antisemitisme dan
penyangkalan Holocaust hanya mencakup kritik terhadap negara
Israel dan dasar moralnya. Kini, batas-batas definisi tersebut
semakin terdesak dan meluas. Upaya untuk memahami konteks
dan motif sejarah dari aksi-aksi Palestina—yang merupakan
inti dari buku ini—telah dituduh menjadi bukti antisemitisme.
Di beberapa negara, upaya-upaya semacam ini dapat dituntut
sebagai tindakan pembenaran atas tindakan terorisme.
x Ten Myths about Israel

