Page 17 - Ten Myths about Israel
P. 17
dan maraknya Yahudisasi di Tepi Barat merupakan indikasi jelas
bahwa Oslo di mata Israel adalah penjajahan dengan cara lain
alih-alih tindakan tulus untuk berdamai.
Israel mengontrol pintu keluar dan pintu masuk ke Jalur
Gaza serta mengontrol jenis makanan (bahkan terkadang jumlah
kalori), barang-barang, obat-obatan, dan kebutuhan hidup
yang masuk ke dalam. Hamas bereaksi dengan menembakkan
roket yang ditujukan ke daerah-daerah sipil di Israel. Reaksi
Hamas tersebut diklaim Israel berasal dari keinginan ideologis
untuk membunuh orang-orang Yahudi, seolah-olah Hamas
adalah perpanjangan tangan dari Nazisme. Klaim Israel tersebut
mengabaikan konteks Nakba, konteks embargo yang tidak
berperikemanusiaan dan biadab terhadap 2 juta orang, dan
konteks penindasan terhadap saudara-saudara sebangsa Hamas
di bagian lain dari Palestina yang bersejarah.
Dengan berbagai cara dan hal, Hamas merupakan satu-
satunya kelompok Palestina yang berjanji untuk membalas atau
bertindak atas kebijakan-kebijakan ini. Walaupun sekarang jelas,
tindakan Hamas mungkin akan membawa kehancuran mereka
sendiri, setidaknya di Jalur Gaza, dan memberikan dalih bagi
Israel untuk melakukan penindasan lebih lanjut. Kebrutalan
beberapa tindakan Hamas tidak dapat dibenarkan dengan cara
apa pun, tetapi bukan berarti tidak dapat dijelaskan dan tidak
dapat dikontekstualisasikan.
Betapa pun mengerikannya 7 Oktober dan betapa pun biadab
reaksi Israel terhadapnya, kabar buruknya adalah: keduanya tidak
dapat mengubah keadaan meskipun telah menelan korban jiwa
yang sangat besar di kedua belah pihak. Israel akan tetap menjadi
sebuah negara yang didirikan oleh sebuah gerakan kolonialisme
pemukim—sebuah sejarah yang masih memengaruhi DNA
Prakata 2024 xv

