Page 18 - Ten Myths about Israel
P. 18
politik dan sifat ideologisnya, seperti yang akan diilustrasikan
pada bagian pertama buku ini. Artinya, terlepas dari pencitraan
Israel sebagai satu-satunya demokrasi di Timur Tengah, masih
terdapat mitos lain yang akan ditelaah dalam buku ini, yaitu Israel
adalah negara demokrasi bagi warga Yahudi saja.
Sebelumnya, ada pertarungan internal di dalam Israel, yaitu
antara faksi yang condong pada konsep Negara Yudea (negara
pemukim yang akan membuat Israel lebih teokratis dan rasis
dari sebelumnya) dan faksi yang condong pada konsep Negara
Israel (yang ingin mempertahankan status quo). Ketegangan ini
menyibukkan Israel hingga 7 Oktober dan akan meletus lagi.
Bahkan, sudah ada tanda-tanda-tanda kembalinya.
Organisasi-organisasi HAM seperti Amnesty International
yang telah mendefinisikan Israel sebagai negara apartheid
tidak akan menemukan alasan untuk menarik kembali definisi
tersebut dengan kondisi terkini di Gaza dan di tempat lain.
Bangsa Palestina tidak akan hilang dan tetap akan melanjutkan
perjuangan kebebasan, dengan dukungan masyarakat sipil di
berbagai negara internasional. Sementara, pemerintah negara-
negara tersebut akan terus mendukung Israel dan memberinya
imunitas spesial.
Jalan keluarnya akan tetap sama, yaitu perubahan yang
memastikan kesetaraan hak bagi semua orang dari sungai ke
samudra (from the river to the sea) dan memastikan kembalinya
para pengungsi Palestina ke tanah air mereka. Jika tidak,
pertumpahan darah tidak akan berakhir.
Terdapat kemungkinan bahwa peristiwa tahun 2023 telah
menciptakan dua mitos baru, yaitu 1) Iran mengarahkan tindakan
Hamas sebagai bagian dari misi untuk menghancurkan Israel,
xvi Ten Myths about Israel

