Page 31 - Ilmu Negara
P. 31

Cita hukum


                                    Kategori hukum


                           Pengertian-pengertian hukum


                                       Tata hukum


                                             Sumber: Dok. Penulis
                              Gambar 1.3 Gagasan Adolf Markel mengenai cita hukum

                       Berdasarkan pada gambaran teori dari Adolf Merkel sebelumnya,
                   dijelaskan adanya suatu bangunan hierarki. Pada bagian dasarnya—
                   yang diistilahkan dengan tata hukum—haruslah  berpedoman pada
                   pengertian-pengertian hukum. Demikian pula halnya dengan penger-
                   tian-pengertian hukum—meskipun golongannya lebih tinggi—yang
                   tetap harus berpedoman pada kategori hukum.

                       Adapun, kategori hukum ditentukan harus  berpedoman teguh
                   pada suatu cita hukum. Gambar sebelumnya merupakan abstraksi
                   induktif dari pemikiran Adolf Merkel tentang konsep stufenbouw-nya
                   yang dimulai dari jenjang terbawah sampai ke tingkat yang lebih tinggi
                   hingga terus pada tingkatan yang tertinggi. 23



                   23   Gustaav Radbruch mengatakan bahwa tugas ahli hukum untuk dapat melaksanakan
                       hukum haruslah memenuhi 3 persyaratan kemampuan, yaitu sebagai berikut.
                       a.   Interpretasi/penafsiran. Mengenai macam-macam interpretasi ilmu hukum dan
                           hukum akan disampaikan secara lebih jelas pada mata kuliah Pengantar Ilmu
                           Hukum,  yang  kelanjutannya  akan  lebih  diperdalam  lagi  ketika  mempelajari
                           mata kuliah filsafat hukum.
                       b.   Konstruksi. Merupakan suatu cara apabila hukum itu hendak kita laksanakan—
                           konteksnya adalah hukum dalam keadaan bergerak—pertama-tama yang harus
                           dilakukan dengan cara menafsirkan hukum itu sendiri. Namun, apabila upaya
                           menafsirkan hukum itu masih dinilai belum cukup, maka barulah kita melakukan
                           tahap konstruksi. Mengenai konstruksi ini ada dua cara yaitu sebagai berikut.
                           1)   Abstraksi (rechtsanalogie). Abstraksi dalam konteks rechtsanalogie merujuk
                               pada proses penalaran hukum dengan analogi. Suatu aturan hukum yang
                               sudah ada diterapkan pada kasus yang belum diatur secara eksplisit dalam
                               hukum positif. Ini terjadi ketika hakim atau ahli hukum menghadapi situasi
                               yang tidak memiliki aturan hukum yang jelas, sehingga mereka mencari

                                                                Bab 1 Pendahuluan   19
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36