Page 32 - Ilmu Negara
P. 32
Abstraksi adalah melepaskan sifat-sifat yang khusus untuk dapat
mengikat dari suatu yang khusus ke yang umum. Misalnya, jual beli
adalah sesuatu yang khusus kemudian kita jumpai suatu cara yang lain
yang juga khusus, yaitu melepaskan sesuatu barang dengan cara hibah,
menghadiahkan, mewariskan, dan lain-lain. Jadi, terdapat persamaan
antara jual beli dengan menghibahkan dan lain-lain, yaitu melepaskan
suatu atau barang atau benda.
Oleh karena itu, saat kita menggunakan metode abstraksi pada
kenyataannya akan kita dapati hal-hal yang umum, yaitu melepaskan
suatu benda. Demikian pula ketika kita ambil dari yang umum. Dengan
metode abstraksi, kita dibimbing untuk memahami cara berpikir mele-
paskan sifat-sifat khusus, sehingga kita meningkat pada yang lebih tinggi
dan kemudian akan sampai pada puncaknya, yaitu cita hukum.
Mengenai hal ini, kita lihat pendapat lain yang merupakan suatu
kritik terhadap paham sebelumnya. Paham lain mengatakan bahwa
dengan abstraksi saja kita tidak mungkin sampai pada puncaknya.
Namun, hanya sampai pada tingkat kedua, yaitu mengenai peng-
prinsip hukum yang serupa dan menerapkannya dengan analogi. Dalam
praktiknya, rechtsanalogie digunakan untuk mengisi kekosongan hukum
dan memastikan bahwa keputusan hukum tetap konsisten dengan prinsip-
prinsip yang sudah ada. Misalnya, jika ada aturan hukum yang mengatur
tentang kontrak jual beli tetapi tidak secara spesifik mengatur tentang
kontrak barter, maka prinsip dalam aturan jual beli dapat diterapkan pada
barter melalui analogi. Konsep ini sering digunakan dalam sistem hukum
yang berbasis pada civil law—interpretasi hukum lebih menekankan pada
logika dan prinsip hukum yang berlaku.
2) Determinasi (rechtverfijning/penghalusan hukum). Hal ini merujuk pada
proses ketika hakim menyesuaikan penerapan hukum agar lebih adil da-
lam kasus tertentu—terutama ketika aturan hukum yang ada tidak se-
penuhnya mencakup situasi yang dihadapi. Adapun, determinasi dalam
konteks hukum sering dikaitkan dengan penafsiran hukum atau konstruk-
si hukum, yang dapat melibatkan pendekatan seperti argumentum a con-
trario dan analog.
c. Sistematik. Pendekatan sistematik dalam hukum menurut Radbruch membantu
ahli hukum dalam menafsirkan dan menerapkan hukum dengan cara yang lebih
holistik—sehingga hukum tidak hanya menjadi alat administratif, tetapi juga
berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keadilan sosial.
20 Ilmu Negara

