Page 10 - Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Edisi Kedua
P. 10
viii
Geografis. Sementara beberapa jenis lainnya seperti Perlindungan
Tata Letak Sirkuit Terpadu dan—apalagi—Perlindungan Varietas
Tanaman, tampaknya malah banyak yang belum menyentuhnya.
Pastilah banyak faktor yang memberi pengaruh terhadap kondisi
tersebut. Baik sebabnya maupun mungkin juga pemecahannya.
Namun, dengan mengingat eratnya cabang ilmu ini dalam merang
sang dan mendorong kreativitas intelektual manusia ataupun bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemikiran tentang
perlunya sistem pengajaran HAKI yang lebih terstruktur dan tersiste
matisasi, adalah penting. HAKI perlu diajarkan dari prinsipprinsip
dasarnya terlebih dahulu. Dari sudut pikir dan kebutuhan tadi,
pemahaman tentang HAKI menjadi terlalu sempit bila hanya diajarkan
di Fakultas Hukum seperti selama ini. Kini dan untuk masa depan,
pembaharuan sistem pengajaran HAKI adalah keniscayaan.
HAKI semestinya juga diajarkan di fakultasfakultas yang penge
tahuan dan keahlian mahasiswanya kelak justru menjadi sumber
penciptaan, penemuan, serta pengembangan seni, budaya dan
tek nologi. Pengajaran di Fakultas Budaya, Biologi, Farmasi, Teknik,
Pertanian, Teknologi Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kedokteran
adalah penting. Sebab, mereka adalah subjek dan ibaratnya pabrik
karyakarya intelektual yang nantinya dilindungi dalam sistem HAKI.
Dengan esensinya sebagai aset, pemahaman yang baik tentang HAKI
dan pengelolaannya sebagai modal, pengajarannya di kalangan
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga diperlukan. Dengan alur
pikir itu pula, penyajian pengantar bagi pemahaman dasar sekitar
HAKI ini menjadi penting, perlu dan memperoleh momentum. Bahwa
perkuliahannya diselenggarakan di Fakultas Hukum dan nilainya
ditransfer, itu soal teknis saja.
Bertolak dari latar belakang pemikiran itu semua, buku ini
disajikan. Buku ini dimaksudkan untuk melengkapi bekal dengan
memberikan pengertian dasar terlebih dahulu tentang aspekaspek