Page 14 - Hukum Persaingan Usaha Indonesia
P. 14

rintah sebagai tantangan dan masih tetap diperjuangkan hingga saat
                 ini. Penolakan di awal-awal pemberlakuan Undang-Undang Nomor
                 5 Tahun 1999 dilatarbelakangi oleh ketidaksesuaian konsep undang-
                 undang ini dengan budaya masyarakat yang kolektif, tepa salira, gotong
                 royong, kekeluargaan, dan kebersamaan. Semua prinsip hidup yang
                 telah  membudaya bagi  masyarakat  Indonesia  ini  bertolak  belakang
                 dengan prinsip persaingan. Kata persaingan memuat makna individu-
                 alisme, egoisme, dan hasrat yang besar untuk menang serta menjadi
                 terdepan. Konsep ini menjadi tabu dalam masyarakat Indonesia saat
                 itu. Meskipun demikian, penolakan secara masif tidak dapat dilakukan.
                 Kondisi ekonomi yang memprihatinkan  menyebabkan masyarakat
                 mau tidak mau harus patuh dan menerima lahirnya undang-undang
                 yang  menjadi desakan  International  Monetary Fund (IMF) sebagai
                 syarat pemberian donasi pinjaman untuk pemulihan perekonomian
                 Indonesia.

                     Keberadaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 pada
                 dasarnya hendak mencapai dua efisiensi (Sjahdeini, 2000: 27), yaitu
                 1) efisiensi bagi para pelaku pasar (productive-efficiency), dan 2) efisi-
                 ensi bagi masyarakat (allocative-efficiency). Hal ini terurai dalam Pasal
                 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang menjabarkan tujuan
                 pembentukan undang-undang yang berupa allocative-efficiency dengan
                 menggunakan istilah “efisiensi ekonomi nasional” dan productive-effi-
                 ciency dengan menggunakan istilah “efisiensi dalam kegiatan usaha”.
                 Pasar yang sehat adalah pasar yang mampu menciptakan efisiensi
                 dengan memenuhi berbagai kebutuhan yang dapat memberikan kese-
                 imbangan antara kepentingan umum dan kepentingan pelaku usaha.
                     Persaingan dalam dunia usaha berarti upaya mendapatkan keun-
                 tungan dalam suatu mekanisme pasar dengan hasil akhir yang akan
                 dinikmati oleh konsumen. Hal tersebut dapat berupa bentuk harga
                 murah, variasi atau ragam produk pilihan, pelayanan prima, ketersediaan
                 produk yang selalu terpenuhi, kemudahan akses dalam memperoleh
                 produk, informasi yang lengkap atas suatu produk, berbagai promosi
                 yang ditawarkan, dan sebagainya. Persaingan usaha merupakan langkah


                 2     Hukum Persaingan Usaha Indonesia
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19