Page 40 - Sejarah Pemikiran Islam
P. 40

tanggapan serius, akhirnya Muawiyah lebih jauh menuduh Ali terlibat atau,
                 paling tidak, melindungi para pelaku pembunuhan Khalifah Utsman tersebut. 5

                     Pembangkangan  Muawiyah  ini  rupanya juga berakhir  pada bentrokan
                 senjata. Peperangan  yang terjadi antara pasukan Khalifah Ali dan  pa sukan
                 Muawiyah, dalam sejarah Islam dikenal dengan Perang Shiffin.

                     Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan, bala tentara Khalifah Ali
                 terus bergerak maju dan berhasil mendesak pasukan Muawiyah se hingga yang
                 disebut terakhir dapat dipastikan akan kalah dan bersiap-siap meninggalkan
                 medan pertempuran. Namun, Amr bin al-Ash, orang keper cayaan dan tangan
                 kanan  Muawiyah yang  terkenal  politikus licik, meng gunakan  siasat untuk

                 berdamai dengan  mengangkat kitab suci Alquran,  di ujung tombak. Pihak
                 Ali kini dihadapkan kepada salah satu dari dua pilihan, yaitu apakah harus
                 menerima tawaran damai atau harus menolak. Karena tahu bahwa itu hanya
                 siasat atau tipu muslihat ketika terdesak dan akan kalah, dan tetap melanjutkan
                 serbuan yang akan menghasilkan kemenangan. Setelah melalui pertimbangan,
                 akhirnya Khalifah Ali walau diselimuti semacam perasaan terpaksa, menerima
                 tawaran  damai,  dan  selanjutnya  diadakan  tahkim atau  arbitrase.  Untuk
                               6
                 melaksanakan tahkim tersebut, ditunjuk satu orang wakil dari masing-masing
                 pihak, Amr bin al-Ash mewakili pihak Muawiyah dan Abu Musa bin al-Asy’ari

                 mewakili pihak Ali. Menurut sejarah, kedua wakil pelaksana tahkim tersebut
                 sebenarnya telah bersepakat menjatuhkan kedua pemuka yang sedang bertikai,
                 Ali dan Muawiyah.  Ketika hasil  tahkim  akan diumumkan, Amr  bin  al-Ash
                 memper silakan Abu Musa bin al-Asy’ari, sebagai yang lebih tua, tampil lebih
                 dulu untuk mengumumkan kepada khalayak apa yang telah mereka sepakati,
                 yaitu menjatuhkan Ali dan Muawiyah. Namun, ketika giliran berbicara tiba
                 kepada  Amr  bin  al-Ash, ternyata tokoh  yang licik  ini  berkhianat dan  mem-

                 belok  dari kesepakatan,  ia hanya  mengulangi  keputusan  menjatuhkan  Ali



                 5   Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1965), hlm. 254.
                 6   Ahmad Amin, Fajr al-Islam, hlm. 256.





                 4     Sejarah Pemikiran Islam
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45