Page 43 - Sejarah Pemikiran Islam
P. 43
masa pertama adalah masalah kalam Allah, Alquran, atau karena dalam rangka
memperkuat pendapat para mutakallim (ahli ilmu kalam) sangat mengandalkan
kelincahan berbicara; atau karena para mutakallim tersebut membicarakan
apa yang tidak dibicarakan oleh para salaf; atau karena cara pembuktian
atas kepercayaan agama menyerupai logika (man tiq) di dalam filsafat. Untuk
membedakan dengan logika yang digunakan di dalam filsafat, cara pembuktian
para mutakallim itu dinamai kalam. 10
Ilmu kalam ini lazim pula disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, dan
Ilmu Aqaid. Disebut Ilmu Tauhid karena tujuan pokok dari ilmu ini adalah
“meng-Esa-kan Tuhan,” baik dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Diberi nama
Ilmu Ushuluddin karena objek kajiannya adalah masalah sendi-sendi atau dasar
dari ajaran Islam. Adapun disebut Ilmu Aqaid karena yang dibicarakan adalah
masalah akidah atau kepercayaan dalam agama Islam.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ALIRAN KALAM
Sebagaimana telah disinggung bahwa masalah kalam yang berpeng aruh dalam
pertumbuhan berbagai aliran kalam adalah masalah “pelaku dosa besar”
(murtakib al-kabair). Persoalan yang diperbincangkan di sekitar “pelaku dosa
besar” ini ialah “Apakah pelaku dosa besar itu masih mukmin atau sudah keluar
dari Islam, apakah masih ada kemungkinan untuk men dapat pengampunan
dari Allah Yang Maha Pengampun?
Menurut kaum al-Khawarij, sebagai kelompok pertama yang mem bicarakan
masalah ini, pelaku dosa besar itu tidak mukmin lagi, melainkan telah menjadi
kafir. 11
Sebagai reaksi terhadap pendapat kaum al-Khawarij di atas, lahirlah kaum
al-Murji’ah. Menurut kelompok yang disebut terakhir, pelaku dosa besar itu
tetap mukmin dan bukan kafir. Aliran ini terkenal dengan pandangan bahwa
10 Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1964), jilid III,
hlm. 9.
11 Abu al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari, Maqalat al-Islamiyin wa Ikhtilaf al-Mushallin, hlm. 157.
Bab 1 Sejarah Timbulnya Persoalan Kalam dan ... 7

