Page 34 - E-Modul Berorientasi Pembelajaran Berdiferensiasi fiksss_Neat
P. 34

ekstremisme,  dan  terorisme.  Kata  radikalisme  seringkali  diidentikkan

                               dengan ekstremisme.

                           2.  Hoaks dan Post Truth


















                                                    Gambar: Hoaks dan Post Truth
                                      Sumber: https://images.app.goo.gl/D9mNfoyNkowYWTzf8

                                      Banyak kita jumpai beredarnya hoaks atau informasi palsu di media
                               sosial  kita.  Kementerian  Komunikasi  dan  Informatika  (Kominfo)  telah
                               mengidentifikasi  3.901  berita  palsu  atau  berita  bohong  (hoaks)  selama
                               periode Agustus 2018 hingga November 2019. Ini tentu berbahaya. Dalam
                               ilmu komputer dikenal istilah garbage in, garbage out, artinya, jika yang
                               kita terima atau kita konsumsi adalah sampah, sampah pulalah yang kita
                               keluarkan.
                                      Dampak  lanjutan  dari  beredarnya  hoaks  tersebut  membawa  kita
                               pada  suatu  kondisi  yang  disebut  dengan  post-truth  (pasca-kebenaran).
                               Dalam kamus Oxford, makna post-truth adalah dikaburkannya publik dari
                               fakta-fakta objektif. Post-truth adalah kondisi di mana fakta objektif tidak
                               lagi  memberikan  pengaruh  besar  dalam  membentuk  opini  publik,  tetapi
                               ditentukan  oleh  sentimen  dan  kepercayaan.  Dalam  anggapan  mereka,
                               kebenaran  itu  adalah  hal-hal  yang  disampaikan  berulang-berulang,
                               sekalipun salah.


                           3.  Tantangan Global
                                      Selain  sebagai  warga  negara  Indonesia,  kita  juga  menjadi  warga
                               negara dunia. Indonesia sebagai negara dan bangsa tidak dapat mengisolasi
                               diri,  tidak  bergaul,  dengan  bangsa-bangsa  lain  dari  negara  lain. Terlebih
                               dengan bantuan teknologi informasi, sekat-sekat batas negara itu menjadi
                               tipis. Ketika kita dapat menggunakan bahasa internasional, seperti bahasa
                               Inggris, tentunya kita dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain yang
                               menggunakan bahasa yang sama. Persaingan ini juga terjadi dalam bidang
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39