Page 71 - BUKU ANTOLOGI CERPEN 18 CERITA MENGGUGAH HATI-ok
P. 71
61
“Iya, udah kemarin itu, sekarang aku mau pulang,”
jawabnya.
Jantungku langsung bergetar tak tentu arah, ada rasa
senang, rindu, dan malu. Semua itu hanya bisa kuekspresikan
dengan sebuah senyuman manis. Aku tak sadar kini pipiku telah
merona merah dibuatnya. Hari yang tak pernah kusangka
sebelumnya. Kini aku bertatap muka langsung dengannya, melihat
senyum indah di wajah putihnya. Sempatku kira itu hanyalah
sebuah mimpi bisa bertemu dengannya setelah peristiwa tak
mengenakkan itu. Sekarang aku berdiri tepat di hadapannya,
mungkin hanya sekitar 60 cm dari dirinya. Memori ku berputar
ulang sejauh 234 km dari tempat ini.
“Lif bangun! Udah jam berapa ini, masuk pagi kan?”
“Hooam…jam 6. Whaattt..., jam 6! Waduh gawat ni!” Aku
kemudian berlari menuruni anak tangga untuk mandi.
Hari ini aku bangun kesiangan lagi gara-gara mimpiin dia.
Setelah mandi dan merapikan diri, kusambar tas dan peralatan
tulisku untuk pergi ke kampus tercinta. Seperti biasa, aku selalu
sarapan di kelas, sambil menunggu dosen datang.
“Lif, tugas review jurnal Lu dah siap, gue lihat dong!” Tanya
Nisya.
“Udah dong, gue kan rajin hahaha...,” ucapku sambil
memberikan tugas pada Nisya.
Tak lama kenudian, dosen MSI pun datang. Kelas yang
tadinya riuh kayak pasar sekarang jadi tenang. Pak Ghani
langsung mengabsensi para mahasiswa seperti biasa. Di tengah
perkuliahan, beliau sempat memberikan kami tugas tambahan
Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” 61

