Page 209 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 209

200



           kan, tidak lagi mengamen.
                Aku menatap bintang di langit. Terbayang olehku beta-
           pa sedihnya Mutia sewaktu ibunya meninggal. Lalu, tiba-tiba
           muncul sosok wanita. Aku perhatikan wajah wanita setengah
           baya itu.
                "Disna sayang ... Disna anakku," wanita Itu  memang-
           gilku. Wanita itu, Bu Cahya, ibuku.








                                PERPUSTAKAAN
                               PUSAT  BAHASA
                            DEPAaTEiieipe^oiaKANNASKmt
   204   205   206   207   208   209   210