Page 14 - MATERI SALAT JAMAK QASHAR_OK
P. 14
Disusun oleh : Shohimatul Luthfah,S.Ag,M.Pd.I dan Atiqoh Rachmah,S.Pd.I Modul Fikih MTsN I Sidoarjo
1. Syariat tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Salah satu bentuk
kemudahan dalam syariat adalah memperbolehkan seseorang (misalnya orang sakit atau
musafir) untuk melaksanakan shalat dengan merpendek yaitu shalat 4 rakaat dijadikan shalat 2
rakaat (shalat qashar), atau dua shalat fardhu (misalnya shalat magrib dan Isya) digabungkan
dalam satu waktu (shalat jama’).
2. Jama` menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan shalat jama` menurut istilah
adalah mengumpulkan dua shalat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu. Misalnya
menggabungkan salat dhuhur dan ashar dikerjakan pada waktu dhuhur atau pada waktu ashar.
Atau menggabungkan salat magrib dan ‘isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada waktu
‘isya.
3. Menjamak shalat hukumnya mubah atau boleh bagi orang yang sudah memenuhi syarat.
4. Macam-macam shalat jama`, yaitu Jama’ Taqdim, adalah mengumpulkan dua shalat wajib
dikerjakan pada waktu yang pertama (awal). Misalnya mengumpulkan shalat dhuhur dan
shalat ashar, dikerjakan pada waktu Zhuhur. Dan Jama’ Ta'khir, adalah mengumpulkan dua
shalatwajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir). Misalnya mengumpulkan shalat
Dhuhur dan shalat Ashar, dikerjakan pada waktu Ashar.
5. Syarat-Syarat Umum Shalat Jama`: musafir, tidak boleh makmum kepada yang mukim, dalam
keadaan terntentu (hujan lebat, sakit, dan sebagainya), dan berniat shalat jama’
6. Qashar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan shalat qashar adalah meringkas
shalat wajib empat raka`at menjadi dua raka`at. Mengqashar shalat bagi orang yang
memenuhi syarat hukumnya mubah (boleh) karena merupakan rukhshah (keringanan) dalam
melaksanakan shalat bagi orang -orang yang sudah memenuhi syarat.
7. Shalat yang boleh diqashar adalah shalat zhuhur, ashar dan isya. Shalat Maghrib dan
Subuh tidak boleh diqashar karena jumlah rakaatnya tidak empat rakaat.
8. Hukum shalat qashar itu boleh, walaupun madzab syafi’I mengajurkan untuk menqashar
daripada tidak, karena qashar merupakan rukhsah dan hadiah Allah kepadanya
9. Syarat sah Shalat Qashar: musafir yang bukan karena maksiat, berniat mengqashar,
10. Bagi orang yang sedang sakit maupun orang yang sedang dalam keadaan sulit
melaksanakan shalat, Allah memberikan keringanan-keringanan (rukhsah) sesuai dengan
kondisinya masing-masing. Dengan demikian, shalat dalam keadaan darurat adalah shalat
dalam keadaan terpaksa, yaitu shalat dalam kendaraan dan shalat bagi orang sakit
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam mengenai shalat jama’, qahsar, dan shalat dalam keadaan
darurat. Maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
1. Religius atau taat kepada agama, karena meyakini dan melaksanakan ajaran-ajarannya
dengan baik
2. Rasa ingin tahu, karena dia akan berusaha mencari pemecahan dari problem yang
dialaminya dalam menjalakan shalat fardhu
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan shalat
3. Disiplin, karena dia akan
berjama’ah yang ditetapkan
4. Tanggung jawab, karena dia menyakini bahwa semua perbuatannya di dunia ini akan
dipertanggungjawankannya
5. Kerja keras, karena dia berusaha terus untuk bisa melaksanakan shalat dalam kondisi
apapun
SHALAT JAMAK QASHAR [Dibalik kesulitan ada kemudahan] Modul Fikih MTsN I Sidoarjo 14