Page 11 - MATERI SALAT JAMAK QASHAR_OK
P. 11
Disusun oleh : Shohimatul Luthfah,S.Ag,M.Pd.I dan Atiqoh Rachmah,S.Pd.I Modul Fikih MTsN I Sidoarjo
6) Ketentuan di atas hanya berlaku untuk shalat wajib. Adapun shalat sunah, boleh dilakukan
dengan duduk dan tidak menghadap kiblat, meskipun dua hal itu bisa dilakukan. Jabir bin
Abdillah radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
ةلبقلا ريغ يف بكار وهو عوطتلا يلصي ناك ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا نأ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat sunah di atas kendaraan tanpa
menghadap kiblat. (HR. Bukhari)
b. Shalat Bagi Orang Sakit
Orang yang sedang sakit diwajibkan pula melaksanakan shalat selama akal dan
ingatannya masih sehat atau masih sadar. Shalat adalah fardu ain yaitu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim. Telah kita ketahui bersama bahwa shalat
itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan shalat berarti agamanya telah tegak,
sebaliknya jika meninggalkan shalat berarti agamanya telah roboh.
Karena pentingnya shalat itu, maka dalam kondisi dan situasi apa pun kita wajib
melaksanakan shalat. Bagi orang yang tidak bisa berdiri, maka dapat mengerjakan shalat
dengan duduk seperti duduk di antara dua sujud. Jika tidak mampu dengan duduk dengan
berbaring di atas lambung, dan jika tidak mampu, maka dengan berbaring terlentang.
Rasulullah SAW bersabda:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِِ ِ
ِ
ِ
ِ
لعجو ،َ أموَأ دجسي نَأ عطتسي مَ ل نإف ،ادعاق ى لص عطتسي م َ ل نإف ،عاَ طتسا نإ امئاق ضيرمْ لا ي لصي
ْ
ً َ
ْ َ ً َ
َ
ْ َ َ َْ
َ
َ ََ َ َْ ُ ْ َ
ُ ْ َ ْ ُ
َ ْ َ َ ْ
ْ َ َ ْ
ْ
ْ
ِِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِِ
،ةَ ل بقْ لا لبق تسم ِ نميَ لأا هبنج ى لع ى لص ادعاق ي لصي نَأ عطتسي مَ ل نإف ،هعوكر نم ضفَِأ هدوجس
ْ
ْ ْ
ً َ
ُ
َ
ْ َ
َ
ْ
َْ ُ َْ
ْ
ْ ُ ْ
َ ْ َُ ُْ ُ
َ ُ
ْ َ َ ْ
َ
ْ
َ
َ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِِ
ِ
ِ
)ينطق رادل ا هاور( .ةَ ل بقلا يلي امم هَ لجر اي قْ ل تسم ى لص ،ِ نميَ لأا هبنج ى لع ي لصي نَأ عطتسي مَ ل نإف
ْ
ْ
ْ َ
ْ ْ
َّ
َْ
َ
َ ْ
ُ ْ
َ
ْ َ َ ْ
ْ
َ
ْ
َ ُ
َ
ً َ ُ
َ
“Orang yang sakit jika hendak melakukan shalat, apabila mampu berdiri, maka shalatnya dengan
berdiri, apabila tidak mampu berdiri, maka dengan duduk, apabila tidak mampu sujud, maka
dengan isyaroh dan menjadikan sujudnya lebih rendah daripada ruku’nya, apabila tetap tidak
mampu, maka dengan tidur miring sambil menghadap qiblat, apabila tidak masih mampu, maka
dengan mengarahkan kakinya ke arah qiblat (tidur terlentang).” (HR. Ad Daruquthni)
Orang yang akan menunaikan shalat hendaklah suci dari hadas dan najis. Namun jika
tidak bisa melaksanakan sendiri bisa minta bantuan orang lain. Dan jika tidak mungkin
boleh bersuci sebisanya. Cara wudhunya, jika masih mampu menggunakan air wudu dapat
dilakukan di atas tempat tidur atau dengan bantuan orang lain atau diwudukan orang lain,
akan tetapi jika tidak sanggup menggunakan air atau menurut pertimbangan dokter tidak
boleh, maka digantikan dengan tayamum atau ditayamumkan oleh orang lain sebagai ganti
wudu dan mandi.
1. Cara shalat dengan duduk
a. Duduklah seperti duduk di antara dua sujud seperti pada (tahiyat awal), sedekap,
membaca doa iftitah, fatihah dan membaca ayat Al-Qur'an.
b. Rukuk yaitu dengan duduk membungkuk membaca tasbih rukuk sebagaimana biasa.
c. I'tidal (dengan duduk kembali).
d. Sesudah itu sujud sebagaimana sujud biasa dengan membaca tasbih. Kemudian
menyempurnakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama.
2. Cara shalat dengan tidur pada lambung
a. Hendaklah berbaring dengan di atas lambung kanannya (tidur miring) membujur ke
SHALAT JAMAK QASHAR [Dibalik kesulitan ada kemudahan] Modul Fikih MTsN I Sidoarjo 11