Page 36 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 36
36
manis terjual, mengingat animo masyarakat di bulan
Ramadhan yang antusias banyak belanja dan salah
satunya belanja buku.
Tapi perhitungan saya rada meleset saat itu.
Waktu cetak dan jatuhnya bulan Ramadhan terlalu
mepet, hanya berkisar dua minggu saja. Sedangkan
jaringan mesin marketing yang saya bangun rada
berantakan. Inilah susahnya kalau bisnis dengan
sesama teman sendiri, tidak bisa tegas dan galak.
Banyak sekali kesalahan yang terlanjur dilanggar dan
akhirnya momen Ramadhan terlewat begitu saja.
Kekeliruan yang sangat fatal, yaitu menerbitkan
buku yang semata-mata mengandalkan momen
kejadian. Kalau laris terjual pasti senang, tapi kalau
perhitungan agak meleset, akibatnya bisa jadi fatal.
Dan ternyata hal yang ditakutkan terjadi.
Ramadhan beralalu dan ternyata stok buku masih
terlalu banyak di gudang. Akhirnya uang 25 juta
sebagai modal pun mendem hingga bertahun-tahun
lamanya.
Memang sih akhirnya buku itu habis juga, karena
di bulan Ramadhan tahun-tahun berikutnya, masih
bisa dijual lagi. Modalnya sih bisa kembali, tetapi
terlalu perputarannya sampai dua tiga tahun ke
depan. Secara bisnis sebenarnya ini proyek gagal.
Saya tidak bisa membayangkan seandainya saya
pinjam uang orang lain, lalu bukunya tidak laku, pasti
saya dikejar-kejar debt colector. Untungnya saya
modali sendiri, jadi tidak ada pihak yang merasa
dirugikan.