Page 39 - ikat ilmu dengan menulisnya
P. 39
39
begitu seterusnya. Dan saya pun terpaksa terus
menerus menulis. Siasatnya saya tidak ceramah dulu
baru menuliskan isi ceramah saya, tetapi saya
menulis dulu baru kemudian membacakan apa yang
saya tulis. Sehingga tidak ada istilah tekor.
Sampai hari ini metode membacakan buku Seri
Fiqih Kehidupan masih saya jalankan, tapi bukan di
Majelis Taklim tiap malam Kamis di rumah saya,
tetapi di Masjid Darul Muqarrabin, masjid yang juga
dulu ayah saya mengajar.
Alhamdulilah kecepatan saya menulis melebihi
hari-hari pengajian. Sehingga naskah bahan kajian
sudah siap seluruhnya, sedangkan hari-hari
pengajian belum sampai.
Jadi dari pada naskah hanya bengong nganggur
tidak dipakai, saya cetak saja semuanya. Dan
jumlahnya alhamdulillah sampai 18 jilid. Lalu saya
beri nama : Seri Fiqih Kehidupan.