Page 65 - E-modul Potyvirus untuk Siswa
P. 65
infeksi virus, tanaman tebu yang diinokulasi, sebelumnya dilakukan inkubasi selama
24 jam di ruangan gelap. Perkembangan daun bergejala akan muncul pasca proses
inokulasi (Addy et al., 2017).
E. Upaya Pengendalian Penularan Potyvirus
Beberapa upaya telah dilakukan dalam mengendalikan dan mencegah
penyebaran Potyvirus yang menyerang tanaman potensial. Penggunaan pestisida telah
dilakukan petani dalam menanggulagi masalah. Penggunaan pestisida tidak dianggap
sebagai strategi yang ideal untuk mengurangi epidemi virus non-persisten karena kutu
daun membutuhkan waktu yang singkat untuk menularkan potyvirus (Cambra & Vidal,
2017). Pemanfaatan pestisida dengan kurang bijak justru menimbulkan dampak negatif,
seperti menimbulkan polusi pada tanah, air, dan udara (Suranto, 1999). Menggunakan
teknik kultur meristem apikal juga berpotensi untuk menghasilkan setek bebas virus
(Roostika et al., 2016).
Bioinsektisida merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah hama pembawa virus. Bioinsektisida dari minyak atsiri dan ekstrak
tanaman yang mengandung zat-zat aktif dapat menghambat infeksi virus. Bahan aktif
yang terdapat pada minyak atsiri seperti thymol, β-caryophyllene, caryophyllene oxide,
efektif menghambat perkembangan Potyvirus (Mariana & Noveriza, 2013).
Bioinsektisida lainnya yaitu: 1) Daun dan kulit batang tanaman kaliandra mengandung
zat tanin pada getahnya yang bersifat racun perut pada serangga; 2) Tanaman srikaya
(bagian daun, biji, akar) mengandung 42-45% lemak, annonain, dan resin yang dapat
membasmi kutu daun, dll. Upaya pencegah penularan lainnya yaitu: 1) Proses menanam
lebih awal untuk menghindari penumpukan kutu di akhir musim; 2) Pengelolaan gulma
di area lahan, karena gulma dapat menampung kutu daun dan virus; 3) Menggunakan
mulsa plastik reflektif dan perangkap kuning guna mengusir aphid; 4) Memangkas daun
atau mencabut tanaman yang terinfeksi; 5) Penanaman tumpang sari (polikultur) yang
menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan dengan waktu yang bersamaan
(Damicone & Brandenberger, 2020).
Pemuliaan kultivar tahan juga dianggap sebagai salah satu strategi terbaik untuk
mengelola penyakit yang disebabkan oleh potyvirus yang ditularkan kutu daun (Gadhave
et al., 2020). Beberapa kultivar transgenik dari tanaman pertanian pilihan telah
65