Page 63 - E-modul Potyvirus untuk Siswa
P. 63
Tanaman tebu yang terinfeksi, dapat mengakibatkan klorofil menjadi
hancur, fotosintesis melemah, pertumbuhan terhambat secara signifikan,
menghasilkan ruas yang lebih pendek, akar lebih pendek, tingkat kecambah yang
jauh lebih rendah dan hasil batang tebu yang lebih rendah. Selain itu, penyakit ini
juga mengurangi kandungan nira, kandungan sukrosa, dan laju kristalisasi, yang
pada akhirnya dapat mengurangi hasil tebu sebesar 10-50%, atau bahkan 60-80%
(Lu et al., 2021). SCMV menginfeksi tanaman tebu dengan gejala berupa bercak
kuning sampai klorosis terutama pada daun muda (Septian et al., 2021). Infeksi virus
yang lebih awal menyebabkan efek yang parah dibandingkan dengan infeksi yang
terlambat. Infeksi awal biasanya menghasilkan mosaik klorotik, garis kuning pada
jaringan hijau tanaman, serta kemerahan dan nekrosis daun (Sholeh et al., 2019).
Beberapa gejala tanaman tebu yang terinfeksi SCMV dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Gejala Tanaman Tebu Terinfeksi SCMV
(Holkar et al., 2017; Lu et al., 2021; Sholeh et al., 2019; Cesar et al., 2012)
Sumber infeksi utama SCMV adalah tanaman tebu yang terinfeksi serta
beberapa tanaman inang lainnya. Transmisi SCMV terutama oleh beberapa kutu
vektor dan melalui akar tebu yang terinfeksi. Semut juga memiliki pengaruh
terhadap penularan yang tidak langsung, dimana ketika semut tersebut berikteraksi
dengan kutu daun di pertanaman tebu yang terinfeksi SCMV. SCMV juga mudah
ditularkan dalam jarak dekat melalui mesin, alat pemotong, dan gesekan cairan.
63