Page 27 - Indara dan Siraapare
P. 27
“Tunggu, Siraapare. Tampaknya ada yang tidak beres
di desa ini. Kita harus segera mencari tahu!” kata Indara
Pitaraa.
“Sudahlah, Kak. Mungkin ini cuma kerjaan anak
kampung yang nakal saja. Penduduk di sini juga tidak
ada yang ramah. Kakak sajalah yang tinggal, aku mau
pergi!” Siraapare bersungut sambil berjalan meninggalkan
kakaknya.
“Tunggu, Siraapare. Kita tetap di sini sampai kita tahu
apa yang sedang menimpa desa ini!” ujar Indara Pitaraa
marah.
“Tidak! … Aku mau pergi saja!”
“Kamu tidak boleh pergi sendiri, Siraapare. Kita
harus bersama-sama.” Indara Pitaraa mengejar dan menarik
tangan adiknya dengan keras. Siraapare akhirnya mengalah.
“Huh, menyebalkan sekali. Tinggal bersama orang-
orang kampung yang tidak ramah seperti mereka itu,” kata
Siraapare kesal. Tapi, akhirnya ia berjalan mengikuti langkah
kakaknya.
Setelah lama berjalan, mereka bertemu dengan
seorang pemuda yang sebaya dengan mereka. Pemuda itu
bernama La Poleang. Ia memiliki ilmu bela diri yang cukup
tinggi, juga membawa sebilah keris di tangannya.
20