Page 33 - Indara dan Siraapare
P. 33
Perlahan terdengar bunyi suara angin berhembus.
Lama-kelamaan hembusan angin terasa semakin kencang.
Indara Pitaraa tiba-tiba merasa sesuatu yang buruk akan
terjadi dan menimpa diri mereka.
“Akan ada angin besar,” ucapnya dalam hati. Ia segera
memegangi tangan adiknya erat-erat. Siraapare segera
menyadari hal itu. Tiba-tiba ia merasa sangat ketakutan.
Baru saja keduanya hendak melangkah, angin topan pun
datang menghantam mereka.
Wuurrrr……wuurrrr…..wuurrrrrr….
Srrrkk….srrrrrk…….srrrrrrrrrk…..
Suara angin bertiup kencang diiringi bunyi ranting
pohon beradu, daun-daun berterbangan, bahkan pohon-
pohon pun mulai terangkat satu demi satu. Indara Pitaraa
semakin mempererat pegangannya pada tangan adiknya.
“Angin topannya sudah datang. Bersiaplah Siraapare!”
Kata Indara Pitaraa sambil merekatkan tali pinggangnya
dengan tali pinggang adiknya. Kemudian, datanglah angin
topan yang sangat kencang, menerbangkan apa saja yang
ada di puncak gunung itu, termasuk Indara Pitaraa dan
Siraapare. Keduanya melayang-layang di angkasa.
“Siraapare! …. Berpeganglah yang erat! Jangan kau
lepaskan tanganmu!” teriak Indara Pitaraa.
26