Page 37 - 152_Mediakom_MAR
P. 37

MEDIA UTAMA






                  irektur Kesehatan Jiwa    Tentu ini juga tergantung pada derajat   Konsep integrasi dan multidisiplin
                  Kementerian Kesehatan, drg.   ringan-beratnya gangguan yang    diterapkan pemerintah sebagai
                  R. Vensya Sitohang, M.Epid.   dialami anak.                   kebijakan dalam pelayanan kesehatan
                  menyatakan belum ada data    Penanganan autisme di Indonesia   autisme. Tidak hanya dari sisi kesehatan
        Dyang valid tentang pengidap        juga masih menghadapi tantangan lain,   fisiknya, karena ada gangguan pada
        gangguan spektrum autisme (GSA) di   yaitu stigma di tengah masyarakat. Tanpa   perkembangan otak, tetapi juga
        Indonesia. Namun, kata dia, bila merujuk   disadari banyak orang, stigma dapat   mentalnya. Intervensi ini yang dikenal
        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang   berdampak buruk bagi para penyandang   dengan pendekatan berdasarkan
        memperkirakan rasionya 1 banding 44   autisme. Orang tua atau keluarga menjadi   siklus kehidupan manusia, mulai
        orang atau 2,3 persen dari populasi anak   enggan untuk menginformasikan dan   masa pranikah, kehamilan dan masa
        Indonesia, maka diperkirakan jumlahnya   memeriksakan anaknya ke fasyankes   anak, hingga lanjut usia. Begitu juga
        sekitar 1,9 juta anak. Minimnya data inilah   sehingga banyak kasus yang tidak   dengan GSA.
        yang, menurut Vensya, membuat GSA   terdeteksi dan tertangani.            Penanganan autisme mengandalkan
        belum dapat diketahui beban penyakit   “Akhirnya ini dianggap tabu,     kegiatan deteksi dini melalui program
        yang sebenarnya sehingga autisme belum   disembunyikan, kemudian jadi tidak   Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
        diangkat sebagai masalah kesehatan    mendapatkan pelayanan kesehatan,   Tumbuh Kembang (SDIDTK). Kementerian
        yang mendesak.                      bahkan tidak dikonsultasikan,“ ujar   Kesehatan telah menerbitkan Peraturan
           Vensya memaparkan bahwa          Vensya. “Pelaksanaan deteksi dini itu    Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun
        permasalahan lain yang mengemuka    juga sering tidak berjalan dengan baik.   2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
        dalam penanganan autisme adalah     Deteksi dini masih cukup rendah, baik    Perkembangan dan Gangguan Tumbuh
        pemahaman publik, termasuk tenaga   pos pelayanan terpadu maupun f      Kembang Anak yang memuat SDIDTK.
        kesehatan, tentang autisme. Rendahnya   asyankes primer.”               Program ini sudah dijalankan oleh
        pemahaman ini berakibat pada           Vensya menambahkan bahwa         pengelola program kesehatan ibu dan
        keterlambatan dan ketidaktepatan dalam   penanganan yang multidisiplin dan   anak di fasyankes. Program ini menyasar
        pelayanan kesehatan serta munculnya   terintegrasi menuntut fasilitas kesehatan   anak-anak usia 0-6 tahun dan orang
        stigma di masyarakat. Di sini orang   rujukan harus memiliki peralatan komplet   tuanya. Selain itu Direktorat Kesehatan
        tua dan keluarga di rumah memegang   dan layanan komprehensif. Ini tentu   Jiwa telah membuat Pedoman Deteksi
        peranan penting untuk mengetahui    biayanya tinggi. Sayangnya, pembiayaan   Dini Kesehatan Jiwa di Fasyankes Primer
        gejala GSA sehingga, jika berinteraksi   Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum   tahun 2022 yang memuat tata cara
        dengan anak, mereka tidak memberikan   mencakup semua jenis tindakan yang   penggunaan dan interpretasi instrumen
        respons atau tanggapan yang tidak tepat.   dibutuhkan untuk orang yang mengalami   skrining gangguan autisme pada
        Orang tua perlu mengetahui tanda-tanda   gangguan autisme.              anak balita.
        awal GSA dan membawanya ke fasilitas
        pelayanan kesehatan (fasyankes).
           “Sebenarnya autisme bisa dideteksi,
        bisa tahu dari respons atau gerak anak.
        Pada waktu melakukan tes-tes yang
        mudah atau melakukan suatu gerakan
        atau menyebutkan sebuah kata, apakah
        si anak dapat mengikuti atau tidak.
        Sebenarnya (bila anak tidak merespons),
        ini sudah menjadi kewaspadaan,”
        kata Vensya.
           Tenaga kesehatan, menurut Vensya,
        juga harus memahami dengan baik
        soal GSA sehingga mampu melakukan
        deteksi dini untuk menentukan dan
        menetapkan penanganan yang tepat.
        Jika terdeteksi lebih dini, anak dapat
        diterapi lebih cepat sehingga dapat
        dikoreksi ketidakmampuannya dan dapat
        menjalankan fungsi-fungsi mental yang
        sesuai dengan tahap perkembangannya.

                                                                                             MARET 2023   |  MEDIAKOM  ||   37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42