Page 32 - 152_Mediakom_MAR
P. 32
MEDIA UTAMA
berkonsultasi dengan seorang dokter patuh. “Saya merasa bahwa gambar
spesialis anak yang mendalami perilaku Nindhita di usia delapan tahun itu cukup
autisme. Setelah melalui serangkaian unik dan lucu. Gambarnya memang aneh,
tes dan wawancara, dokter memastikan bentuk monster. Badannya kambing,
bahwa Nindhita mengalami gangguan Saya merasa bahwa kakinya ayam, kepalanya ayam, dan
autisme. gambar Nindhita di ekornya kuda,” kata Sophia. Namun,
Sophia juga memeriksakan kondisi usia delapan tahun itu saat itu Sophia menganggap kesukaan
fisik anaknya. Melalui berbagai tes, menggambar itu sebagai hal yang wajar
dari feses, darah, hingga urin, Nindhita cukup unik dan lucu. pada anak-anak.
diketahui mengalami kelainan fungsi Gambarnya memang Sophia juga mengarahkan Nindhita
metabolisme. Saluran pencernaannya aneh, bentuk monster. untuk bermusik, seperti bermain
justru menyimpan kotoran di dalam drum, berolahraga wushu. Tujuannya
tubuh, sedangkan nutrisi dari asupan untuk melatih sinkronisasi otak kanan
makanan dan minuman malah dibuang supaya Nindhita punya kedisiplinan.” dan kiri. Bagaimana tangan dan kaki
bersama feses. Dengan demikian, Sophia sadar bahwa anaknya butuh berkoordinasi sambil menyelaraskan
Nindhita menjalani pengobatan bagi kedisiplinan dan kemandirian. Untuk dengan irama lagu. Nindhita mengikuti
pencernaannya sambil mengikuti itu ia disiplin mengikuti saran terapi kursus musik selama empat tahun.
terapi autisme. yang diberikan yayasan. Tidak cukup “Setelah lelah bermain drum, Nindhita
dengan terapi di luar, ia putuskan berlatih wushu. Tujuannya agar tingkat
Disiplin Menjalani Terapi untuk memanggil beberapa terapis hiperaktivitasnya lebih diarahkan kepada
Sophia menuturkan bahwa Nindhita ke rumah. Namun, masing-masing aktivitas yang berkarakter, aktif, dan
memiliki karakter hiperaktif dan dokter terapis saling berkomunikasi dan kreatif. Jadi, tidak hanya lari-lari atau
menganggap bahwa hal tersebut sebagai menggunakan “laporan” yang sama dan lompat lompatan saja,” kata Sophia.
kelebihan. Autisme memiliki beragam pendekatan yang sama, yaitu applied Pelan-pelan, Sophia menyadari
sifat. Namun, secara garis besar terbagi behaviour analysis (ABA). Setelah bulan bahwa arah Nindhita tidak ke musik
menjadi dua: hiperaktif dan kebalikannya, ketiga mengikuti terapi, Nindhita mulai atau olahraga tetapi condong ke
hipoaktif. Apabila anak tersebut hipoaktif, melakukan kontak mata dengan orang menggambar. Di lalu mendaftarkan
seperti lemah dan tidak bersemangat, lain dan bersedia duduk untuk mengikuti putrinya ke kursus melukis. Ternyata
maka akan lebih sulit untuk dimotivasi instruksi terapisnya. gambar Nindhita di atas kanvas yang
untuk bergerak dan sebagainya. Nindhita menggunakan cat minyak dan kuas
cenderung sangat aktif sehingga tinggal Menggali Potensi tidaklah sebagus ketika ia menggambar
dikurangi saja sifat hiperaktifnya. “Karena Setelah rutin menjalani terapi perilaku di atas kertas. “Pelatihnya saat itu
hiperaktif, anak saya banyak melakukan selama 13 tahun, Nindhita menemukan berkata, ‘Anindhita memang memiliki
hal yang tidak produktif. Contohnya, kursus privat dari guru yang memiliki bakat menggambar. Tetapi ibu harus
berlari mengelilingi meja sampai satu jam keahlian menangani anak autis. Kursus membedakan antara menggambar dan
sambil tertawa-tawa. Apabila dihentikan, tersebut lebih kepada aspek pengetahuan melukis. Nah, anak Ibu ahli di dalam
maka Nindhita akan marah,” ujar Sophia. dan akademiknya. Nindhita mengikuti menggambar,’,” Sophia menuturkan.
Pada saat Nindhita berusia 1 tahun kursus itu karena Sophia bercita-cita agar Sophia juga mengajak Nindhita ke
4 bulan, Sophia memasukkannya ke anaknya maju dan terus berkembang. pusat-pusat seni, seperti di Bulungan dan
Yayasan Mandiga (Mandiri dan Bahagia) Sophia juga menjadi terapis bagi Nindhita Blok M untuk melatih kemampuannya
yang dikelola dua orang dokter. Sophie dengan mengajarkan bermain menggambar. Kebetulan pula Sophia
kemudian mendapat jadwal aktivitas peran, bernyanyi, menari, bercerita, punya kenalan seorang pelukis, yang
harian Nindhita yang sudah ditetapkan dan lain sebagainya. akhirnya menjadi mentor Nindhita
oleh dokter, mulai dari bangun pagi Sejak balita Nindhita sudah mulai sampai sekarang. Sejak itu kemampuan
hingga tidur di malam hari. Dokter suka mencorat coret kertas dan bahkan menggambar Nindhita berkembang
juga sangat disiplin dan tegas dalam dinding rumah. Sophia tidak pernah tanpa mengubah karakter gambar
memantau perkembangan pasiennya. melarangnya menggambar di tembok Nindhita yang menyukai monster.
“Sophia, ini adalah jadwal yang harus dan hanya memberi tahun putrinya Nindhita pada awalnya hanya FOTO-FOTO: DOK CUTE MONSTER
diikuti, ya,” kata Sophia meniru ucapan bahwa hanya bagian tertentu saja yang menyukai beberapa warna, seperti
sang dokter. “Galak sekali dokternya. boleh dicorat coret. Saat itu Nindhita hitam, putih, merah, dan biru. Bahkan,
Jadwalnya sangat runut sedemikian rupa sudah mengenal disiplin dan cukup ia mengambek jika harus menggunakan
32 || MEDIAKOM | MARET 2023