Page 33 - PPKn Kelas X - Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
P. 33

Kedua Penataan Pasal 20 ayat (1) Komponen Pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
             ayat (1) huruf a terdiri atas:
                  a. anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;
                  b. warga terlatih;

                  c. tenaga ahli; dan
                  d. warga lain unsur Warga Negara.

                  Doktrin Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta mengalami perkembangan
             sebagai berikut:

             a. Perang Gerilya Rakyat Semesta

                 Konsep perang gerilya rakyat semesta dirumuskan tahun 1948. Konsep ini tersusun berdasarkan
                 kenyataan pengalaman pertempuran-pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang telah
                 menduduki sebagian wilayah RI. Konsep perang gerilya rakyat semesta mempergunakan sistem
                 pertahanan garis linier (linier warfare) dan mendapatkan kenyataan-kenyataan pahit. Taktik ini

                 hanya dapat menahan serbuan tentara penjajah dan bersifat menghambat. Berdasarkan
                 pengalaman dalam menghadapi serbuan yang terjadi maka timbul pemikiran untuk menukar
                 ruang dengan waktu, waktu yang sangat dibutuhkan untuk memperoleh keseimbangan

                 kekuatan, untuk kemudian beralih kepada serangan balasan terhadap tentara pendudukan.
                 Pokok pikiran tersebut dituangkan ke dalam konsep perang gerilya rakyat semesta dengan
             pola pelaksanaan sebagai berikut:

                   1. Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran-sasaran

                        a. Menghambat selama mungkin serangan/serbuan tentara penjajah (Belanda) sehingga

                      diperoleh waktu untuk menempati daerah-daerah gerilya yang sudah ditentukan, termasuk
                      kembalinya pasukan-pasukan yang dihijrahkan ke daerah asalnya.
                        b. Dalam daerah-daerah yang diduduki tentara penjajah (Belanda) mengadakan serangan-
                      serangan untuk menghancurkan pos-pos yang terpencil letaknya, patroli-patroli kecil dan

                      jaringan-jaringan perhubungannya, mengganggu dan mengikat pasukan lawan (Belanda)
                      sehingga kekuatan lawan (Belanda) terpaksa terpaku dan tersebar sebagai pos-pos
                      pengawalan, pos-pos pengamanan dan patroli-patroli kecil.

                  2.   Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah
                      Bertujuan untuk menguasai wilayah pemerintah RI yang dapat berjalan lancar untuk
                      dijadikan daerah pangkal (basis) untuk pelaksanaan perlawanan rakyat semesta.

                  3.   Pola Perebutan Kembali Daerah yang Diduduki Lawan
                      Taktik perang gerilya dalam upaya dan peguasaan daerah yang sudah dikuasai Belanda
                      semakin meluas dan dilanjutkan dengan penguasaan wilayah oleh kelengkapan pemerintah
                      RI dan unsur perlawanan rakyat sehingga semakin luas penguasaan wilayah pemerintah RI.











                                                                                                            25

       E-Modul PPKn Kelas X | KD 3.2
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38