Page 34 - PPKn Kelas X - Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
P. 34

b. Perang wilayah
                             Sistem pertahanan-keamanan tahun 1950 megalami perubahan sesuai dengan situasi dan

                  kondisi saat itu.  Perbaikan kualitas perlengkapan angkatan perang mulai diperbaiki, pendidikan
                  dan latihan kemiliteran mulai diadakan dan juga organisasi pertahanan-keamanan
                  disempurnakan. Berdasarkan pengalaman perang gerilya rakyat semesta, sejak tahun 1958
                  dirumuskan konsep doktrin sendiri untuk menghadapi serangan dari eksternal. Doktrin ini
                  disebut doktrin perang wilayah, yang meliputi empat tahap, yaitu:

                  1.  Tahap ke-1,
                      menghancurkan serangan musuh yang hendak memancangkan kaki di bumi Indonesia, baik
                      pada    waktu di sumber asalnya, dalam perjalanan, maupun di wilayah perairan atau di
                      wilayah udara Indonesia.
                  2.  Tahap ke-2,
                      mengadakan pertahanan pantai untuk menghalangi musuh, menghambat dan menghentikan

                      serbuannya apabila musuh sempat memancangkan kakinya di bumi Indonesia kemudian
                      mengadakan serangan balasan guna menghalau musuh kembali ke laut.
                  3. Tahap ke-3,
                      di bagian wilayah yang diduduki musuh atau bila musuh mampu menduduki seluruh
                      wilayah Indonesia, mengadakan perang gerilya semesta, menukar ruang dengan waktu
                      untuk memperoleh keseimbangan kekuatan serta kemudian mengadakan serangan balasan.
                  4. Tahap ke-4,
                      bila sudah dicapai keseimbangan antara kekuatan nasional dan kekuatan tentara lawan,
                      maka mengadakan serangan balasan.


                      Penggunaan sistem senjata teknologi (Sistek) dan sistem senjata sosial (Sissos) mulai
                  diperkenalkan dalam doktrin perang wilayah


              c.  Perang rakyat semesta


                         Hal-hal yang belum ada dalam doktrin perang wilayah yaitu bagaimana menghadapi
                  subversi dan pemberontakan dalam negeri. Tanggal 1 Agustus 1966 dalam Seminar TNI-AD II
                  yang diselenggarakan di Seskoad (Bandung) menghasilkan konsep Doktrin Perang Rakyat
                  Semesta, sebagai pelaksanaan dari Doktrin TNI - AD Tri Ubhaya Cakti. Pokok-pokok doktrin
                  Perang Rakyat Semesta antara lain:

                  1. Perang Rakyat Semesta (Perata):
                         bagian mutlak dan tidak terpisahkan dari pertahanan-keamanan nasional (Hankamnas).

                  2. Perata adalah perang yang bersifat semesta,
                      mengerahkan seluruh kekuatan nasional  secara total dan integral, dan menggunakan
                       militansi rakyat sebagai unsur kekuatannya untuk mempertahankan kemerdekaan dan
                      kedaulatan negara Republik Indonesia dan mengamankan jalannya Pembangunan Nasional.

                  3. Perang Rakyat Semesta mempunyai pola operasi
                         a. Pola operasi keamanan dalam negeri (Operasi Kamdagri), bertujuan memelihara dan
                       kekuasaan pemerintah/negara RI dan menggunakan jenis operasi intelijen-tempur dan

                       teritorial.






       E-Modul PPKn Kelas X | KD 3.2
                                                                                                           26
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39