Page 17 - Renstra Kembang Kultur Sekolah
P. 17

Rencana Strategis Pengembangan Kultur Sekolah di SMA Negeri

                                      ”X” Pandeglang Tahun 2007 s.d. 2010

                                                  Edi Supriyanto, S. Pd.

                                                          Abstraksi

                    Kata Kunci: Rencana Strategis, Kultur Sekolah

                         Perbaikan  mutu  sekolah  perlu  memahami  kultur  sekolah  yang  bersangkutan.
                    Melalui  pemahaman  kultur  sekolah,  berfungsinya  sekolah  dapat  dipahami,  aneka
                    permasalahan  dapat  diketahui,  dan  pengalaman-pengalamannya  dapat  direfleksikan.
                    Oleh  sebab  itu  dengan  memahami  ciri-ciri  kultur  sekolah  akan  dapat  diusahakan
                    tindakan  nyata  untuk  peningkatan  kualitas  sekolah.  Sebagai  upaya  untuk
                    mengembangkan  kultur  sekolah  penulis  menyusun  rencana  strategis  yang  dapat
                    dilakukan dalam bentuk makalah yang diberi judul ”Rencana Strategis Pengembangan
                    Kultur Sekolah di SMA Negeri ”X” Pandeglang tahun 2007 s.d. 2012”
                         Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan bagaimana rencana
                    strategis    pengembangan  kultur  sekolah  yang  dapat    dilakukan  di  SMA  Negeri  ”X”
                    Pandeglang sebagai usaha  pengembangan sekolah.
                         Rumusan  masalah  yang  akan  diuraikan  di  makalah  ini  adalah:  (1)  Apa  dan
                    bagaimana  kultur  sekolah  yang  kondusif?  (2)  Aspek-aspek  budaya  (culture)  apa  saja
                    yang bersifat positif? (3) Aspek-aspek budaya (culture) apa saja yang bersifat negatif?
                    (4)  Bagaimana  rencana  strategis  yang  akan  ditempuh  untuk  pengembangan  kultur
                    sekolah sebagai upaya meningkatkan kualitas sekolah?
                         Kultur sekolah yang kondusif adalah keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana,
                    rasa,  sifat,  dan  iklim  sekolah  yang  secara  produktif  mampu  memberikan  pengalaman
                    baik bagi bertumbuhkembangnya siswa yang diharapkan.
                         Aspek-aspek budaya (culture) positif  dengan skor rata-rata >  3,5  meliputi  aspek
                    akademik, sosial, interaksi Kepala Sekolah dengan Guru untuk aspek sosial, Interaksi
                    wali kelas atau guru dengan orangtua siswa, interaksi guru dengan siswa untuk aspek
                    sosial,  interaksi  kepala  sekolah  dengan  komite  sekolah  atau  orang  tua  siswa,  dan
                    interaksi  kepala  sekolah  dengan  staf  tata  usaha  untuk  aspek  akademik  termasuk  di
                    dalamnya  kultur  jujur/terbuka,  saling  percaya,  kerjasama/kebersamaan,  dan  memberi
                    teguran atau penghargaan yang berjalan dengan baik.
                         Aspek-aspek  budaya  (culture)  negatif  dengan  rata-rata  skor  <  3,5  meliputi
                    interaksi kepala sekolah dengan guru untuk aspek akademik, interaksi guru dengan guru
                    untuk aspek akademik, interaksi guru dengan siswa untuk aspek akademik, dan interaksi
                    kepala sekolah dengan staf tata usaha untuk aspek sosial termasuk kultur atau budaya
                    membaca, disiplin dan efisiensi, bersih, dan berprestasi atau berkompetisi.
                           Strategi pengembangan kultur sekolah di SMA “X”  Pandeglang untuk  tahun
                    2007 s.d. 2012 dituangkan dalam bentuk Kebijakan yang secara garis besar di arahkan
                    pada  tiga  aspek,  yaitu:  (1)  Kebijakan  peningkatan  mutu  pembelajaran;  (2)  Kebijakan
                    peningkatan mutu manajemen sekolah; dan (3) Kebijakan pengembangan kultur sekolah
                    yang positif dan peningkatan imtak bagi warga sekolah.





                 R e n s t r a   K e m b a n g   K u l t u r   S e k o l a h   b y   E d i   S u p r i y a n t o ,   S .   P d .    Page viii
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22