Page 19 - Renstra Kembang Kultur Sekolah
P. 19
sekolah memeliki sejumlah kultur dengan satu kultur dominan dan sejumlah kultur
lain sebagai bagiannya. Sebuah keyakinan dan nilai yang disepakati secara luas di
sekolah seperti keyakinan tentang kemampuan belajar siswa akan membawa akibat
pada perbuatan atau tindakan yang dilakukan guru. Guru yang berkeyakinan bahwa
prestasi belajar siswa sudah maksimal, maka guru tidak akan mencari strategi lain
untuk meningkatkan kemampuan siswa. Namun bila guru berkeyakinan bahwa
prestasi belajar siswa belum maksimal, guru akan berusaha menggunakan berbagai
strategi pembelajaran agar prestasi belajar siswa meningkat.
Perbaikan mutu sekolah perlu memahami kultur sekolah yang bersangkutan.
Melalui pemahaman kultur sekolah, berfungsinya sekolah dapat dipahami, aneka
permasalahan dapat diketahui, dan pengalaman-pengalamannya dapat direfleksikan.
Oleh sebab itu dengan memahami ciri-ciri kultur sekolah akan dapat diusahan
tindakan nyata untuk peningkatan kualitas sekolah.
Kultur sekolah bersifat dinamik, milik kolektif, merupakan hasil perjalanan
sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang masuk ke sekolah.
Sekolah perlu menyadari keberadaan aneka kultur sekolah yang bersifat positif dan
negatif. Nilai-nilai dan keyakinan tidak akan hadir dalam waktu singkat. Mengingat
pentingnya sistem nilai yang diinginkan untuk perbaikan sekolah, maka langkah-
langkah kegiatan yang jelas perlu disusun untuk membentuk kultur sekolah yang
positif.
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edi Supriyanto, 2006 tentang
Pengembangan Kultur Sekolah di SMA Negeri 7 Pandeglang telah diketahui bahwa
ada beberapa aspek budaya (culture) sosial bersifat positif (yang meliputi interaksi
kepala sekolah dengan guru, interaksi guru dan guru, interaksi guru dan murid,
interaksi wali kelas/guru dengan orangtua siswa, interaksi kepala sekolah dengan
komite sekolah, interaksi sekolah dengan orangtua siswa, serta interaksi kepala
sekolah dengan staf tata usaha), namun masih ada beberapa aspek budaya (culture)
akademik yang bersifat negatif (misalnya interaksi kepala sekolah dengan guru,
interaksi guru dan guru, interaksi guru dan murid). Dalam upaya mewujudkan mutu
R e n s t r a K e m b a n g K u l t u r S e k o l a h b y E d i S u p r i y a n t o , S . P d . Page 2