Page 104 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 104
Babaliak kapangka jalan
Garak inggo manuju bateh
Fungsi tarompa adalah pelindung kaki. Dia harus dipakai
demi keselamatan perjalanan dengan memakai alas kaki orang
bisa berjalan lincah ketempat tujuan. Bahwa Datuk sebagai
Pemangku Adat haruslah cekatan dalam mengurus anak
kamanakan, kiranya itulah pesan yang dikandungnya.
Sebaliknya, pihak yang dipimpin hendaklah pula berupaya
mensejahterakan orang yang memimpinnya, ditemui
perimbangan antara hak dan kewajiban antara keduanya.
Dengan demikian tercipta sebuah keadilan yang hakiki.
H. HUKUM DAN UNDANG - UNDANG
Kitab Undang-undang Adat Minangkabau terhimpun
dalam Undang-undang Nan Duo Puluah. Dia terdiri dari tiga
bagian yaitu Undang-undang Nan Salapan sebanyak 8 pasal,
tentang tindak kriminal. Yang kedua Undang-undang Nan Duo
Baleh terdiri dari 6 pasal tentang hukum cemo dan 6 pasal pula
hukum tuduah. “Cemo” artinya terduga atau terindikasi
melakukan kejahatan dan “tuduah” bermakna tertangkap
tangan. Ketiga bentuk kejahatan tersebut diproses oleh
Pangadilan Adat yang terdiri dari Dubalang sebagai Polisi
bertugas menangkap penjahat dan Manti selaku Jaksa
Penuntut Umum.
Berbeda dengan Pengadilan di negara kita bahwa di
Minangkabau Majelis Hakim terdiri dari: Manti atau sekarang
Cadiak Pandai, Malin atau Alim Ulama dan Panghulu atau
Niniak Mamak. Kalau diselaraskan dengan Hukum Nasional,
maka pelanggar terhadap Undang-undang Nan Salapan
dinamakan tersangka. Nanti pengadilan akan menentukan
Menyingkap Wajah 75
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya