Page 329 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 329
Ruas Kedelapan
Dalam kebingungan itu datang seorang teman berkunjung
dari Jakarta. Dia bernama Yos Magek Bapayuang, pemuda
Minang kelahiran Tilatang Kamang. Sebagai fans Balerong
kami terlibat dalam pembicaraan Adat dan Budaya
Minangkabau.
Pada kesempatan itu saya sempat menyinggung rencana
untuk mencetak buku Adat tapi bingung tak tahu caranya.
Spontan beliau tanggapi: “Kebetulan, profesi saya dibidang
Penerbitan; akan saya bantu” katanya. Alhamdulillah, pucuk
dicinta ulam tiba. Pembicaraan berlanjut, cair dan menuju
kepada naskah berjudul: Minyingkap Wajah Minangkabau.
Setelah saya tunjukkan naskah, katanya harus dicetak ulang,
sebab hasil ketikan Brother tak laku dipercetakan.
Naskah mentah tersebut akan disalin ke komputer,
hasilnya akan dikirim kembali untuk saya koreksi, dan hasil
koreksiannya langsung naik cetak. Benar saja; tiga minggu
kemudian saya terima naskah salinan Magek Bapayuang dalam
bentuk buku berupa contoh.
Namun harus saya perbaiki lagi dan di tambah nampaknya
beliau kurang fokus atau terlalu sibuk, sehingga ternyata ada
salah sambung, ada kalimat terlupa atau berulang. Karena
beberapa hal, saya minta bantuan kamanakan bernama
Hendra seorang wartawan di Padang. Agak lama juga saya
terima hasil koreksiannya karena banyak isi susulan yang
harus dimasukkan. Akhirnya naskah lengkap atas jerih payah
kemenakanda Hendra selesai juga dan langsung dikirim ke
Magek untuk dicetak. Dia bertindak sebagai editor.
Berdasarkan persetujuan, buku tidak akan diterbitkan
oleh penerbit tapi dicetak dan diedarkan sendiri. Akan dijual
300
Yus Dt. Parpatih