Page 324 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 324
Dengan memohon, dia mau membayar langsung. Cuek,
saya tak tanggapi. Karena didesak, saya minta Rp. 2 juta. Dia
naikkan tawarannya jadi Rp. 1 juta. Sekarang saatnya si miskin
mengatai orang kaya. “Kamu orang lamakan? Ini bukan dagang
buku, tak ada tawar-menawar. “ Begitu kalimat sombongnya
tempo hari. Akhirnya dia setuju dengan membayar persekot
Rp.500 ribu.
Dua bulan kemudian kaset kedua berjudul “Maniti Buiah”
beredar. Disusul volume ketiga, keempat dan seterusnya. Para
pemain senang dan bangga. Rajo Angek makin berkibar.
Penasaran, Bos Tanama Record minta Balerong bergabung.
Bukan dendam, tawaran itu saya tolak dengan halus. Saya
katakan bahwa kami sedang di Globe. Nanti sajalah sesudah
selesai 3 volume lagi. Dia mendesak terus dan berani
menaikkan harga dari bayaran Cau An. Saya tetap tidak mau
karena tak ada alasan untuk pindah.
Ruas Keempat
Tahun 1983, atas rayuan perusahaan rekaman Tanama
pemeran Utama Balerong Amriyus memisahkan diri. Tanpa
pamitan dia membuat grup sendiri bernama Rumah Gadang
83. Pimpinan Yus Pilihan kemudian beredar produksi
pertamanya dengan Tanama berjudul “Manantang Badai”
sebuah judul yang menyindir Balerong. Ternyata dia jiplak alur
“Disimpang Duo”. Dengan mendengar suara Ir. Maspar yang
diperankan Amriyus pendengar makin kehausan berebut
dipasaran. Cepat sekali jalan kapal Tanama menyebabkan
perahu Globe oleng dan “Balerong” tagamang
Pimpinan Rumah Gadang 83 Yus Pilihan mengambil akhir
nama aslinya menjadi awal nama populernya Yus. Ini sebuah
siasat untuk mempengaruhi pendengar sehingga masyarakat
Menyingkap Wajah 295
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya