Page 32 - Tembok Kayu Berdasar Batu
P. 32
Bapak bekerja sebagai tukang pijat. Hari ini Bapak
melayani pelanggannya dengan baik. Karena itu Bapak diajak
pelanggannya sebentar untuk dibelikan makanan. Bapak
berhenti “Bimo..Bapak dapat uang lebih, kita beli sandal ya!
Kasihan dengan kakimu Bimo” ujar Bapak. Bimo pun
menganggukan kepala “Maafkan Bimo ya Pak, tadi karena
tersandung sandal Bimo jadi putus dan seharusnya Bimo gak
perlu merengek untuk ikut Bapak” kata Bimo. Sambil terus
berjalan Bapak menyahut “Tidak apa apa, sesampainya di
penjual sandal, Bimo disuruh untuk memilih salah satu. Tak
butuh lama untuk Bimo memilih sandal yang dia suka”.
“Berapa Pak harga sandal yang dipilih anakku?” tanya Bapak
ke penjual. “Tiga puluh lima ribu rupiah saja”, sahut penjual.
Bapak mengeluarkan uang tiga lembar sepuluh ribu dan lima
lembar uang seribu. Langsung dipakainya sandal itu.
Setibanya di rumah, Bimo lekas menyiapkan piring
dan sendok untuk dia dan Bapaknya makan. Mereka makan
bersama. Di rumah yang tinggal hanya ada Bapak dan Bimo.
Sang Ibu telah meninggal sejak Bimo berusia 3 tahun. Namun
sampai usia Bimo 9 tahun, Bimo belum bersekolah. Untuk
baca dan tulis Bapak yang mengajari Bimo. “Bapak, Bimo
ingin sekolah tapi mengapa Bimo tidak sekolah?”. Bapak
hanya terdiam dengan senyum tipis menjawab pertanyaan
Bimo. “Sabar ya”. Setelah mereka makan Bimo membereskan
32

