Page 33 - Tembok Kayu Berdasar Batu
P. 33
bekas kertas bungkus makanan tadi. Hati Bimo sedih tapi
Bimo tidak bisa berbuat apa apa. Bimo juga kasihan dengan
Bapak.
Malam hari nya, di rumah Bimo kedatangan seorang
tamu. Diketoknya pintu rumah, “Assalamualaikum..”
terdengar suara sang tamu dari luar. Bapak yang berada di
kursi ruang tamu segera membuka pintu tersebut.
“Waalaikum salam”, jawab Bapak. Setelah dibukanya pintu,
“Pak Dimas, silahkan masuk Pak” ujar Bapak. Pak Dimas
adalah salah satu tetangga Bapak. Beliau pengurus warga dan
juga bekerja di salah satu perusahaan negara. “Silakan duduk
Pak”, kata Bapak. Bimo yang semula di kamar ikut keluar
melihat siapa yang datang kerumahnya. “Terimakasih Pak”,
kata Pak Dimas. “Kebetulan ada Bimo mari Nak ikut duduk
bersama Bapak” sambung Pak Dimas. Bapak menyiapkan
minuman untuk Pak Dimas. “Tidak perlu repot-repot Pak
,saya juga tidak lama lama. Mari Pak ada yang ingin saya
sampaikan” kata Pak Dimas. Bapak menyuguhkan segelas air
putih. “Maaf Pak hanya air putih yang saya suguhkan” kata
Bapak. “Tidak apa apa Pak, sebenarnya tidak perlu repot-
repot, tetapi terimakasih Pak ini sudah lebih dari cukup”
sahut Pak Dimas.
Pak Dimas mengutarakan maksud dan tujuan datang
ke rumah Bapak dan Bimo. Pak Dimas memberitahukan
33

