Page 13 - Linguistik Forensik
P. 13
1.2 Hakikat Bahasa sebagai Objek Linguistik
Bahasa sering diartikan sebagai suatu sistem/alat komunikasi
dikarenakan bahasa manusia pada umumnya mengandung makna-
makna untuk berkomunikasi, antara lain gerak dan suara, sistem
penulisan, angka, tanda baca, lambang-lambang lain yang diwakili oleh
titik dan garis, serta jenis-jenis komunikasi lainnya, seperti lampu lalu
lintas, termasuk gestur atau gerakan tangan/kepala, bahasa tubuh, dan
kode kejadian direkam pada komputer (McMenamin, 2002). Namun,
definisi ini terlalu luas sehingga tidak terlalu relevan untuk dibahas
dalam bidang linguistik forensik. Objek kajian linguistik forensik adalah
bahasa manusia yang merupakan suatu sistem komunikasi berupa
kombinasi bunyi-bunyi bermakna yang mengungkapkan apa yang
diketahui dan digunakan seseorang.
Berdasarkan definisi ini kita dapat menyimpulkan sesuatu yang
penting dari bahasa manusia, yaitu adanya bunyi-bunyi dan
makna/konsep atau fungsinya. Definisi ini mengisyaratkan bahwa
bahasa manusia harus berupa bunyi-bunyi atau gabungan bunyi-bunyian
yang mempunyai arti/fungsi. Bunyi yang dimaksud adalah bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan kata lain, definisi tersebut
berimplikasi pada kajian bahasa yang menitikberatkan pada dua unsur
pembentuk bahasa manusia, yaitu bentuk dan fungsi. Konsep dari bentuk
berkaitan dengan struktur bahasa dan batas-batas bahasa sebagai sistem
linguistik, sedangkan konsep dari fungsi mengacu pada penggunaan
bahasa terhadap batas-batas bahasa sebagai bagian dari interaksi sosial
manusia. Secara fungsional, hal ini mempertimbangkan bagaimana
bahasa digunakan tergantung pada konteks naratif dan apa yang dapat
dicapai melalui komunikasi tersebut.
5