Page 19 - Linguistik Forensik
P. 19
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN LINGUISTIK FORENSIK
2.1 Sejarah Perkembangan Linguistik Forensik
Ollson (dalam Warami, 2017) menyebutkan bahwa setidaknya
sejak abad ke-18 para ilmuan merenungkan beberapa penulisan teks-teks
dunia yang paling terkenal, termasuk teks-teks suci dan drama
Shakespeare. Namun, mereka tidak mendapat kepuasan terhadap
perenungan teks-teks dunia dalam forum publik, pengadilan dan hukum.
Terkait dengan itu, untuk menjawab hasil pertanyaan bahasa yang
berkaitan dengan hukum, muncullah interdisipliner linguistik forensik.
Linguistik forensik hadir tidak hanya berpusat pada pertanyaan tentang
siapa penulisnya, tapi juga pada isu-isu lainnya.
Perkembangan linguistik forensik diawali karena adanya
kesadaran tentang pentingnya sebuah unsur bahasa dalam penyelidikan
kasus kepolisian. Salah satu karya dari kajian linguistik forensik terdapat
pada kasus yang menimpa Ernesto Miranda pada tahun 1963 di Amerika
Serikat. Ernesto Miranda dihukum atas tuduhan perampokan bersenjata.
Untuk menyelesaikan kasusnya, Ernesto Miranda mengajukan banding
dengan pertanyaan bahwa ia tidak mengerti haknya untuk tetap diam
atau memiliki pengacara yang akan hadir pada saat interogasi. Akhirnya,
ia mendatangkan ahli linguistik forensik yang akhirnya hukuman
baginya dibatalkan pada tahun 1966.
Istilah linguistik forensik pertama kali digunakan di Inggris pada
tahun 1968, dengan terkuaknya sebuah kebenaran dari kasus hukum
yang menimpa Timothy John Evans sebagai tersangka pada tahun 1948.
Timoty John Evans tertuduh sebagai pembunuh dari istrinya, Beryl Susan
11