Page 20 - Linguistik Forensik
P. 20

Evans dan anaknya, Geraldine, yang masih berusia 14 bulan di Rillington

               Place  No.10,  Notting  Hill,  London,  Inggris.  Saat  itu,  kasus  tersebut
               diserahkan pada Svartvik. Svartvik merupakan seorang profesor di Lund

               University, Swedia, serta salah satu ahli linguistik (bahasa) yang pertama

               kali  terlibat  dalam  studi  berbasis  korpus.  Svartvik  menyelidiki  empat
               dokumen laporan pernyataan tertulis Evans yang ditujukan pada polisi

               dengan  petunjuk  berisi  pengakuan  Timoty  John  Evans.  Svartvik

               menggunakan metode-metode tertentu dalam penyelidikannya hingga ia

               mendapatkan  hasil  bahwa  laporan  tuduhan  terhadap  Evans  ada  yang
               janggal. Bersamaan dengan pengumpulan bukti lainnya, selama proses

               penyelidikan dan analisis, Svartvik mengungkap bahwa pernyataan yang

               ada  di  BAP  (Berita  Acara  Pemeriksaan)  berbeda  dengan  kemampuan

               linguistik Evans (pernyataan tertulis itu tidak sepenuhnya berasal dari
               dirinya).  Akhirnya,  Evans  dinyatakan  tidak  seperti  yang  telah

               dituduhkan pada persidangan serta Evans diampuni secara anumerta.

                      Istilah linguistik forensik pun mulai dikenal sejak adanya kasus
               Unabomber yang terjadi pada tahun 1978—1995. Kasus ini dipecahkan

               oleh  James  Fitsgerald,  yang  merupakan  seorang  agen  FBI.  Pada

               konferensi  yang  dilakukan  para  ahli  bahasa  di  Australia  tahun  1980,
               mereka      membicarakan       tentang    implementasi      linguistik    dan

               sosiolinguistik pada masalah hukum. Para ahli bahasa tersebut merasa

               gundah  terhadap  hak-hak  individual  dalam  proses  hukum,  serta

               kesulitan yang khusus dihadapi terdakwa warga Aborigin saat ditanya
               oleh polisi.

                      Tahun-tahun berikut, linguistik forensik kian berkembang ruang

               lingkupnya, dan mulai membangun dirinya sebagai interdisipliner. Dari

               yang awalnya hanya sebagai media untuk mempertanyakan saksi dan

                                                     12
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25