Page 25 - Linguistik Forensik
P. 25
sintaksis, wacana. Bahasa merupakan hasil dari kebudayaan yang
digunakan untuk penyampaian pemikiran dari masyarakatnya. Dengan
demikian, bahasa memiliki makna yang terkadang berbeda antara
masyarakat satu dengan yang lainnya.
Di Indonesia, kajian semantik diawali dengan terbitnya buku
Slamet Mulyana (1964) yang berjudul Semantik yang membahas
semantik leksikal dan semantik gramatikal serta terapannya dalam
bahasa Indonesia. Verhaar (1977) juga mengembangkan kajian semantik
dalam bukunya berjudul Linguistik Umum yang membahas tentang
sejumlah teori semantik dan peluang kajian semantik.
2.2.5 Pragmatik
Pragmatik merupakan bidang ilmu yang membahas hubungan
antara tanda dengan penggunanya. Istilah Pragmatik berasal dari
‘Pragmatica‛ yang diperkenalkan oleh Charles Moris (1938), ketika
membuat sistematika ajaran Charles R Pierce tentang semiotika (ilmu
tanda). Aspek lingkup kajian pragmatik yang pertama adalah tindak
tutur. Tindak tutur dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan
penggolongan Austin, 1962 dan Searle, 1981, yakni lokusi, ilokusi, dan
perlokusi. Makn yang dihasilkan di dalam studi pragmatik adalah makna
kontekstual atau makna pragmatik, yang sering pula disebut sebagai
maksud. Jadi maksud itu sesungguhnya adalah makna pragmatik, makna
yang bukan makna semantik atau makna linguistik. Penentu maksud
atau makna pragmatik, atau yang sering juga disebut sebagai makna
penutur, adalah konteks, khususnya konteks yang bersifat situasional.
Dalam situasi yang tidak sama, tuturan yang wujudnya persis sama dapat
menghasilkan maksud yang tidak sama.
17