Page 30 - Linguistik Forensik
P. 30
linguistik cukup luas dan melibatkan semua tataran linguistik mulai dari
fonologi, morfologi, sintaksis, hingga pragmatik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gibbons dalam Ibrahim et al., (2020) yang mengungkapkan
bahwa pengembangan penerjemahan bahasa digunakan dalam konteks
penyediaan bukti forensik harus berbasis pada kepakaran linguistik.
Linguistik forensik memiliki tugas untuk mengungkap linguistik forensik
mengaplikasikan teori-teori linguistik dalam suatu peristiwa kebahasaan
yang terlibat dalam proses hukum, baik dalam bentuk produk hukum,
interaksi dalam proses peradilan, dan dalam interaksi antar perorangan
yang mengakibatkan timbulnya dampak hukum tertentu.
Ada tiga bidang utama yang menjadi fokus kajian linguistik
forensik, yaitu:
(1) Bahasa sebagai produk hukum
Bahasa memiliki kaitan yang erat dengan hukum. Hukum
dikomunikasikan lewat bahasa juga sebagai alat penyajian fakta dan
argumen. Keeratan hubungan antar keduanya melahirkan istilah bahasa
hukum. Penggunaan istilah bahasa hukum dalam konteks ini bukanlah
secara linguistik, melainkan secara sosiologis. Dalam kajian linguistik
forensik bahasa menjadi alat yang membantu penyelesaian proses hukum
dengan penjelasan bukti, argumen yang disampaikan dengan bahasa.
Indonesia merupakan salah satu negara multilingual, sehingga akan
muncul beberapa kasus yang berhubungan dengan kebahasaan.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menghindari kasus yang
menyangkut data kebahasaan, perlu adanya linguistik forensik. Dalam
proses pengajaran linguistik, linguistik forensik berperan dalam telaah
bahasa dalam bidang hukum. Penelaahan bahasa yang dilakukan tentu
22