Page 33 - Linguistik Forensik
P. 33
termasuk dalam kategori linguistik interdisipliner. Linguistik forensik
dapat dimaknai sebagai kajian ilmiah terhadap data dan fenomena
berbahasa yang diterapkan untuk tujuan dan dalam konteks forensik.
Dengan luasnya cakupan yang dianalisis pada saat melakukan kajian
linguistik forensik, sudah dapat dipastikan linguistik forensik harus
menggunakan model-model analisis dari cabang-cabang linguistik
lainnya.
Ilmu forensik memperhatikan bekas yang tertinggal setelah tindak
kejahatan terjadi dan berdasarkan kemiripan yang konstan dilakukan
pengelompokkan objek-objek seperti peluru-peluru dan tinta-tinta atau
sepatu, jari, gen dan lain-lain. ke dalam varian-varian yang
memungkinkan untuk membedakan suatu jenis tindak kejahatan yang
menggunakan penembakan peluru dari jenis tindakan kejahatan lainnya.
Analisis varian-varian itu penting dalam kajian ilmu forensik karena sisa-
sisa varian dalam jejak bukti dapat dihubungkan dengan karkteristik
individual atau kelompok dari orang-orang atau alat-alat yang terlibat
dalam sebuah tindak kejahatan, seperti bahasa orang yang melakukan
tindak kejahatan. Bekas bahasa seorang penutur dalam sebuah pesan
yang direkaman atau seorang penulis dalam tulisan tanpa nama
penulisnya dapat juga dihubungkan dengan pengetahuan bahasa yang
digunakan oleh kelompok-kelompok penutur bahasa itu, karena bahasa,
seperti disebutkan di atas, merupakan sistem komunikasi internal dari
sebuah komunitas tutur dan dapat merujuk pada kemampuan penutur
atau penulisnya. Jadi, linguistik forensik merupakan penerapan dari
kaidah-kaidah yang ditemukan dan dikembangkan dalam studi cabang
linguistik untuk kepentingan forensik.
25