Page 29 - Linguistik Forensik
P. 29

Sebuah makna bahasa, terkadang akan tersamar atau lugas dalam

               pemakaiannya.  Dalam  hal  ini,  dapat  dikenal  dengan  sebutan  yang
               dinamakan  makna  leksikal  dan  makna  gramatikal.  Bagi  sebuah

               pembuktian sebuah kasus atau perkara hukum, para ahli hukum tidak

               dapat hanya bertumpu pada satu pengertian makna saja. Harus disadari
               bahwa  terminologi  tersebut  pastilah  mengacu  pada  makna  atau

               pengertian  lain.  Untuk  itu,  pemahaman  akan  makna  bahasa  harus

               dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan juga konteks, bukan

               saja tekstual semata. Perkembangan ilmu bahasa saat ini bahkan telah
               melampaui  apa  yang  terkandung  dalam  semantik.  Sekarang  semantik

               bahkan telah ditunjang oleh ilmu bahasa lain yang lebih rinci melibatkan

               banyak indikator, seperti ilmu pragmatik.

                       Perkembangan  berbagai  kasus  hukum,  baik  di  ranah  pidana
               maupun  perdata  dirasa  perlu  untuk  menerima  sumbangsih  atau

               kehadiran pakar bahasa sebagai tenaga ahli dalam mengungkap berbagai

               kasus  hukum.  Linguistik  yang  dikaitkan  pada  bidang  forensik
               merupakan  sebuah  bidang  ilmu  baru  dan  masuk  dalam  linguistik

               terapan. Perkembangan awal linguistik forensik ditandai dengan adanya

               kesadaran  pentingnya  unsur  bahasa  dalam  sebuah  penyelidikan  di
               kepolisian. Ibrahim et al., (2020) menyatakan bahwa linguistik forensik

               mengkaji fenomena kebahasaan yang terkait kasus hukum, pemeriksaan

               perkara,  atau  sengketa  pribadi  dengan  beberapa  pihak  sehingga

               berdampak pada pengambilan tindakan secara hukum. Leonard dalam
               Ibrahim et al., (2020) juga menyatakan bahwa analisis forensik linguistik

               dapat menciptakan pendekatan berdasarkan kasus untuk memecahkan

               masalah  hukum  dan  penegakan  hukum  melalui  analisis  linguistik.

               Santoso  (2016)  menjelaskan  bahwa  dimensi  kajian  pada  forensik

                                                     21
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34