Page 35 - Linguistik Forensik
P. 35

dianalisis  sejauh  member  dukungan  pada  upaya  pembuktian  bagi

               penegakan hukum.


               3.1.2  Teks dalam Analogi DNA

                       Istilah  analisis  forensik  DNA,  mengarah  pada  menghubungkan
               analisis  teks  atau  bahasa  untuk  tujuan  forensik  dengan  forensik  DNA

               merupakan sesuatu yang asing. Analisis linguistik terhadap gaya bahasa

               selalu dihubungkan, biasa dan secara serius, dengan analisis fingerprint.

               fingerprint yang baik akan menghasilkan keputusan atau hasil yang tetap
               dan dapat dipercaya, sebab pusat identifikasinya tidak banyak, terfokus,

               terbatas  jumlahnya,  dan  bersifat  idiosinkratis.  Pada  sisi  lain,  sampel

               bahasa yang besar berbeda dalam hasil analisis sebab titik identifikasinya

               dapat  sedikit  atau  banyak  (berpotensi  tidak  terbatas  dalam  jumlah),
               menyebar  ke  semua  bagian  hierarki  kebahasaan  dan  keterwakilan

               kombinasi kelompok dan ciri khas individu disatukan secara unik oleh

               masing-masing  tulisan.  Oleh  karena  itu,  kehati-hatian  yang  terus
               menerus dalam penggunaan analogi fingerprint tidak perlu diwaspadai.

               Bahkan meningkatnya penerapan analisis DNA untuk pengindividuan

               sudah  sangat  umum  didengar  atau  dibaca,  membawa  implikasi  pada
               analisis  forensik  yang  berkaitan  dengan  stilistik/gaya  telah  menjadi

               kekuatan besar dari analisis DNA.

                       Teks sebagai satuan bahasa yang memiliki makna yang lengkap

               yang diproduksi dalam satu proses sosial dengan tujuan sosial tertentu.
               Sebagai satuan bahasa yang berada di atas satuan kalimat, khusus untuk

               teks non multimedia (teks multimodal), maka unsur-unsurnya mengikuti

               karakter bahasa sebagai sebuah sistem kombinasi yang bersifat diskret

               (terasingkan/tersendiri)  dalam  arti:  (a)  satuan-satuan  lingual/bahasa

                                                     27
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40