Page 21 - Linguistik Forensik
P. 21
tersangka laporan, kini berkembang menjadi beberapa bagian, antara lain
seorang linguis diminta untuk mengungkap berbagai jenis kasus,
termasuk kepenulisan atribusi dalam kasus-kasus teroris, kasus
pencemaran produk dan kematian yang menimbulkan kecurigaan;
tafsiran makna dalam dokumen hukum dan lainnya, penyelidikan pesan
teks ponsel untuk mengetahui selang waktu kematian. Selanjutnya ranah
linguistik forensik menentukan; Forensik Fonetik, yaitu analisis
kebahasaan dalam arena hukum dan pidana melalui pendengaran dan
sarana akustik.
Linguistik forensik juga diimplementasikan di Indonesia.
Pengimplementasian linguistik forensik di Indonesia berkembang sejak
tahun 1980-an. Namun, dalam perkembangannya sebagai disiplin ilmu,
linguistik forensik belum memanfaatkan hasil penyelidikan dengan
optimal. Diperkirakan hal ini terjadi karena perundang-undangan yang
ada di Indonesia belum memenuhi, dan kesaksian dari linguis belum
dijadikan sebagai penguat dalam kasus di peradilan.
Sejarah perkembangan linguistik forensik di Indonesia juga
mengukir prestasi bergengsi. Subyantoro (2022) menyebutkan bahwa,
salah satu prestasi Indonesia dalam perkembangan linguistik forensik
adalah ketika Konferensi pada 5-7 Juli 2012 dengan tema Forensic
Linguistics/Language and Law: Researching Interdisciplinary Dimensions and
Perspective di Malaysia yang merupakan konferensi pertama mengenai
linguistik forensik di wilayah Asia Tenggara. Prestasi ini dicapai oleh
salah seorang mahasiswa di EFL University India, yang berasal dari
Indonesia dan sedang menempuh pendidikan doktor di bidang linguistik
dan fonetik. Penemuan yang dipresentasikan Susanto digunakan sebagai
verifikasi audio yang tersadap sebagai alat bukti di persidangan dengan
13