Page 8 - P17110213067_Intan Priamitha_1B_E-book anemia
P. 8
4
remaja putri maka akan semakin banyak pula kehilangan zat besi dalam darah
sehingga akan terkena anemia. Tak hanya banyaknya aktivitas, kebiasaan
makan yang buruk seperti mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan
tanpa tahu kandungan gizinya juga mempengaruhi lamanya siklus
menstruasi.
Status gizi adalah kondisi kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh
interaksi antara makanan satu dengan yang lain, tubuh manusia, dan
lingkungan manusia itu sendiri (Lembong & Utama, 2018). Dengan melalui
pemeriksaan darah di laboratorium, kekurangan hemoglobin atau anemia
dapat diketahui sehingga status gizi mudah untuk ditentukan, dan juga
penentuan status gizi yang paling mudah dilakukan yaitu dengan cara
antropometri (Alexander, 2020). Dapat dikatakan sebagai status gizi baik
apabila telah memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, dikatakan
status gizi kurang apabila tidak memperoleh atau kekurangan zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh dan dikatakan status gizi lebih apabila kelebihan zat-
zat yang dibutuhkan oleh tubuh . Status gizi kurang dapat disebabkan karena
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (Nova & Yanti,
2018). Zat gizi essensial merupakan zat yang harus diperoleh dari makanan
karena tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sendiri. Zat gizi terdiri atas dua
macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Karbohidrat, protein, dan
lemak termasuk ke dalam zat gizi makro sedangkan mineral dan vitamin
termasuk ke dalam zat gizi mikro. Kekurangan zat gizi makro dan mikro
mengakibatkan tubuh menjadi kurus, berat badan menurun, tubuh menjadi
pendek, sakit terus menerus dan mengalami anemia (Lalusu et al., 2019).
Penyebab dari anemia pada remaja adalah kurangnya mengonsumsi sumber
makanan hewani (heme iron) dan nabati (non heme iron), dimana sumber
makanan hewani adalah sebagai salah satu sumber zat besi yang mudah
diserap sedangkan makanan nabati susah untuk diserap, namun memiliki
kandungan zat besi yang tinggi (Lalusu et al., 2019).